Aceh sedang tidak baik-baik saja.

1987

Puisi: Kapal di Pelabuhan (Karya Linus Suryadi AG)

Kapal di Pelabuhan Bertambatan kapal-kapal di pelabuhan Buang sauh. Bongkar barang muatan Dan para kelasi bo…

Puisi: Solitude (Karya Acep Zamzam Noor)

Solitude Dekat gelombang yang terus mengucapkan namamu Aku lupa jejak bulan yang dulu menerangi jalanku Seribu tombak melesat dari obor-obor…

Puisi: Dunia Semata Wayang (Karya Iman Budhi Santosa)

Dunia Semata Wayang Memburu anak semata wayang rindu berganti ibu bertarung sungguh demi selendang sampai tua minta ditunggu bahu kekar, senyum mawar…

Puisi: Ketika Engkau Bersembahyang (Karya Emha Ainun Nadjib)

Ketika Engkau Bersembahyang Ketika engkau bersembahyang Oleh takbirmu pintu langit terkuakkan Partikel udara dan ruang hampa bergetar Bersama-sama me…

Puisi: Suara dari Rumah-Rumah Miring (Karya Wiji Thukul)

Suara dari Rumah-Rumah Miring di sini kamu bisa menikmati cicit tikus di dalam rumah miring ini kami mencium selokan dan sampan bagi kami setiap hari…

Puisi: Timor Timur (Karya F. Rahardi)

Timor Timur (1) Seorang gadis Portugis menangis air matanya tumpah di jalanan debu menggumpal batu pecah, retak-retak dan berdarah Seorang wartawan …

Puisi: Mula-Mula (Karya Mustofa Bisri)

Mula-Mula Mula-mula mereka beri aku nama Lalu dengan nama itu Mereka belenggu tangan dan kakiku. 1987 Sumber:  Ohoi (1988) Analisis Puisi …

Puisi: Catatan Harian (Karya Wiji Thukul)

Catatan Harian Setiap hari mengulur waktu mengulur waktu bikin alasan begini begitu pembenaran pembenaran membenarkan diam…

Puisi: Sajak Anak-Anak (Karya Wiji Thukul)

Sajak Anak-Anak anak-anak kecil bermain di jalan-jalan kehilangan tanah lapang pohon tumbang tembok didirikan kiri kanan menyempit anak-anak terhimpi…

Puisi: Aku Lebih Suka Dagelan (Karya Wiji Thukul)

Aku Lebih Suka Dagelan di radio aku mendengar berita katanya partisipasi politik rakyat kita sangat menggembirakan tapi kudengar dari mulut seorang k…

Puisi: Catatan Suram (Karya Wiji Thukul)

Catatan Suram kucing hitam jalan pelan meloncat turun dari atap tiga orang muncul dalam gelap sembunyi menggenggam besi kucing hita…

Puisi: Sajak Bapak Tua (Karya Wiji Thukul)

Sajak Bapak Tua bapak tua kulitnya coklat dibakar matahari kota jidatnya berlipat-lipat seperti sobekan luka pipinya gosong disapu angin panas tenaga…

Puisi: Untuk D (Karya Wiji Thukul)

Untuk D kopi tinggal ampas asbak penuh puntung bibir pecah habis muntah-muntah mari pulang saja sebelum tipu-menipu tambah seru malam makin beku aku …
© Sepenuhnya. All rights reserved.