Puisi: Rumah Nyonya Abraham (Karya W.S. Rendra)

Puisi "Rumah Nyonya Abraham" karya W.S. Rendra menggambarkan kisah seorang janda tua yang menantikan kepulangan anaknya yang menjadi tentara.
Rumah Nyonya Abraham

Bibi Abraham yang tua sudah janda
Anaknya seorang masuk tentara.
Aku sendiri, meski tetangga,
sudah seperti anaknya.
Waktu itu Minggu pagi yang mendung
Kami saling berteguran dan ia bertanya
apa aku suka sarapan.
Aku menolak, lalu duduk di sebelahnya
di bangku batu yang dingin dan panjang.
Matahari pagi sudah muram sejak semula
mendung terasa merendah di atas kepala.
Bibi Abraham menyuruh aku membaca
Sebuah surat dari anaknya
dan mengeluhlah ia.

Tembok kebun ini sudah kelabu dan tua
rumputan meninggi tanpa disiangi
pohonan sudah meranggas
tanpa daunan, tanpa buahan.
Semuanya tak terpiara.
Bibi Abraham bersuara:
"Kenapa Ishak tak pulang?
Setiap kali mengharap
yang datang hanya suratnya!"
"Ia pasti datang bila ada kesempatan.
Kini ia dibutuhkan
menindas pemberontakan."

Rumah ini sudah luntur kapurnya
kaca-kaca jendela nampak telanjang dan sepi
dan lumutan melekat pada genting yang lembab.
"Aku ingin melihat dia sebelum mati.
Bukan itu saja.
Aku ingin ia berbuat sesuatu
terhadap rumah ini
rumah peninggalan bapanya.
Melewati kepedihan dan dua pertiga usia
ayahnya dulu membangun tempat ini
jengkal demi jengkal
batu bata demi batu bata
akhirnya berdiri meski sederhana.
Aku ingin ia berbuat sesuatu
terhadap kebanggaan bapanya
di bawah napasku.
Kalau bukan dia
siapa pula
sedang anak tunggal adalah segalanya."
"Ibu harus sabar
Seorang Kolonel bagai dia
sangat banyak urusan dan dibutuhkan."
"Tidak peduli Kolonel atau Sersan
yang saya ingat bagaimana dulu
ia menangis kerna terjatuh dari jambu.
Aku tak ingin ia meremehkan rumah ini.
Dan aku tersinggung pula
caranya minta aku pindah ke Jakarta.
Yang terpenting bukanlah tempat terbaik
tetapi tempat tercinta."
Di tembok yang rengkah dan kelabu
merambatlah tanaman menjalar.
Di pojok halaman tumbuh belukar
antara sebentar lewatlah dua kadal
berkejar-kejaran.
Bibi Abraham meremas surat anaknya
dan keluarlah air matanya
sedikit saja.

Ia mencoba menahan sedihnya.
"Bibi, ia toh ada alasan," bujukku.
"Dan aku juga ada alasan!"
"Baiklah, masing-masing ada alasan!"
"Hah, itulah yang disebut duka cerita.
Sekarang apalagi
kalau tidak dihadapi!
Adapun cerita penyaliban
selalu, selalu
selalu berulang saja."

Gerimis mulai turun
di atas rumput tinggi yang bergoyang
Aku bimbing tangan Bibi Abraham
yang rapuh bagai dahan yang tua
dari pohon di halaman rumahnya.
"Marilah, Bibi Abraham.
gerimis sudah tiba."

Sumber: Sajak-Sajak Sepatu Tua (1995)

Analisis Puisi:
Puisi "Rumah Nyonya Abraham" karya W.S. Rendra menggambarkan kisah seorang janda tua yang menantikan kepulangan anaknya yang menjadi tentara. Puisi ini menciptakan citra kehidupan sehari-hari yang sederhana dan keinginan seorang ibu untuk melihat anaknya kembali.

Tokoh Utama: Puisi ini berfokus pada karakter utama, yaitu Bibi Abraham, seorang janda tua yang sangat merindukan anaknya yang pergi menjadi seorang tentara. Bibi Abraham digambarkan sebagai sosok yang setia menunggu anaknya pulang dan merasa kesepian dalam rumahnya.

Latar Tempat: Puisi ini menggambarkan latar tempat yang sederhana, seperti rumah Bibi Abraham yang sudah tua dan kurang terawat. Tembok dan genting rumah telah luntur, kaca-kaca jendela nampak kotor, dan rumputan tumbuh tanpa disiangi. Ini menciptakan citra kesepian dan perasaan kesendirian yang dirasakan oleh Bibi Abraham.

Perasaan dan Rindu: Puisi ini mengungkapkan perasaan rindu yang mendalam dari Bibi Abraham terhadap anaknya. Dia merindukan kehadiran anaknya dan berharap anaknya akan kembali dan merawat rumah peninggalan ayahnya. Rindu dan harapan ini menciptakan perasaan emosional dalam puisi.

Cerita Penyaliban: Puisi ini menyentuh tema cerita penyaliban, yang mungkin merujuk pada pengorbanan yang dihadapi oleh anak Bibi Abraham yang menjadi seorang tentara. Tema ini menunjukkan bahwa pengorbanan dan kehidupan yang keras adalah bagian dari kisah hidup mereka.

Atmosfer Alam: Puisi ini menggambarkan atmosfer alam dengan baik, seperti gerimis yang turun, rumput tinggi yang bergoyang, dan belukar yang tumbuh di pojok halaman rumah. Ini menciptakan suasana alami yang mendukung kesan kehidupan pedesaan.

Tema Keluarga dan Kehangatan: Puisi ini juga menyoroti tema keluarga dan kehangatan hubungan antara ibu dan anak. Meskipun terdapat ketidaksetujuan dan perasaan rindu, hubungan antara Bibi Abraham dan anaknya tetap kuat dan berharga.

Secara keseluruhan, "Rumah Nyonya Abraham" adalah puisi yang menggambarkan perasaan rindu dan keinginan seorang ibu untuk bertemu dengan anaknya yang sedang bertugas di tentara. Puisi ini menciptakan citra tentang kehidupan sederhana di pedesaan dan atmosfer alam yang melengkapi cerita tentang perasaan seorang ibu yang merindukan anaknya.

Puisi W.S. Rendra
Puisi: Rumah Nyonya Abraham
Karya: W.S. Rendra

Biodata W.S. Rendra:
  • W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
  • W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.