Puisi: Dalam Suka dan Duka (Karya Remy Sylado)

Puisi "Dalam Suka dan Duka" bukan hanya puisi perjuangan fisik melawan penjajahan, tetapi juga perjuangan spiritual dalam menghadapi cobaan hidup.
Dalam Suka dan Duka
(nyanyian Kiai Ebun dan Budak-Budak)


Adakah kau saksikan gemintang
Atau guruh yang dahsyat di angkasa
Meminta ampun kepada halilintar
Yang terobosi awan datangkan hujan
Maka percaya itu kuasa yang khalik.

Kenapa harus merajuk dan duka
Menerima air mata yang tumpah
Jika dalam jernihnya hati insani
Kita percaya khalik mahasegala
Yang menyinar masuk dalam nurani hati.

Dalam suka dan duka
Kita panggil nama Pangeran
Dalam suka dan duka
Pangeran sejati Allahu akbar.

Sekarang apa yang dibuat mesti
Biarkan air mata yang tumpah
Menjadi tumbal atas kemerdekaan
Atau melawan tumbangkan kuasa setan
Yang gelojoh merasuk hatinya Belanda.

Kita mesti menang, kita semua
Jika kita kalah oleh tempur
Jangan biarkan semangat perang padam
Aku putuskan sumpah dengan Tuhanku
Bahwa aku akan melawan penjajahan.

Dalam suka dan duka
Kita panggil nama Pangeran
Dalam suka dan duka
Pangeran sejati Allahu akbar.


Analisis Puisi:
Puisi "Dalam Suka dan Duka" karya Remy Sylado menciptakan gambaran tentang perjuangan dan keberanian di tengah-tengah penderitaan dan kesukaran. Puisi ini memanggil nama Pangeran sebagai lambang kekuatan spiritual dalam menghadapi tantangan hidup.

Kekuatan Simbolisme Alam: Puisi ini membuka dengan pertanyaan tentang fenomena alam seperti gemintang, guruh, dan halilintar. Simbol-simbol alam ini dianggap sebagai manifestasi kekuasaan Tuhan yang maha esa. Penggunaan alam sebagai gambaran kekuatan Ilahi memberikan dimensi spiritual pada puisi.

Perjuangan Melawan Penjajahan: Puisi ini mencerminkan semangat perjuangan melawan penjajahan, khususnya penjajahan Belanda. Air mata yang tumpah dianggap sebagai tumbal bagi kemerdekaan dan semangat perlawanan terhadap kekuasaan setan yang diartikan sebagai penjajah.

Kepercayaan pada Pangeran sebagai Pemimpin Spiritual: Pangeran dalam puisi ini tidak hanya menjadi sosok bersejarah, tetapi juga menjadi simbol spiritual yang dipanggil dalam situasi suka dan duka. Penggunaan nama Pangeran sejati sebagai panggilan kepada kekuatan spiritual yang lebih tinggi menunjukkan kepercayaan pada pertolongan dari yang Maha Kuasa.

Persatuan dalam Perjuangan: Puisi ini menekankan pada persatuan dalam menghadapi suka dan duka. Melalui panggilan nama Pangeran, Remy Sylado ingin menginspirasi persatuan dalam semangat perjuangan. Allahu Akbar, yang artinya "Allah Maha Besar," juga diulang sebagai seruan untuk memperkuat keyakinan dan semangat perjuangan.

Tantangan dan Keputusan: Puisi ini mencerminkan sikap tegas dan keputusan untuk melawan penjajahan. Penderitaan, air mata, dan tantangan dihadapi dengan keberanian dan sumpah untuk melawan kekuatan setan yang mencoba merasuki hati Belanda.

 Gaya Bahasa yang Kuat: Remy Sylado menggunakan bahasa yang kuat dan gamblang. Metafora, simbolisme, dan repetisi memperkuat pesan puisi dan menyampaikan emosi yang mendalam.

Kesimpulan dan Pesan: Puisi "Dalam Suka dan Duka" bukan hanya puisi perjuangan fisik melawan penjajahan, tetapi juga perjuangan spiritual dalam menghadapi cobaan hidup. Pangeran yang dipanggil adalah panggilan kepada kekuatan spiritual, membawa pesan bahwa dalam setiap tantangan, kepercayaan pada Tuhan dan persatuan adalah kunci kesuksesan.

Puisi "Dalam Suka dan Duka," dengan kekuatan bahasa dan pesan yang terkandung di dalamnya, memberikan inspirasi untuk tetap teguh dalam perjuangan, bersatu dalam setiap kondisi, dan mempercayakan diri pada kekuatan yang lebih tinggi. "Dalam Suka dan Duka" bukan hanya puisi sejarah, tetapi juga puisi rohaniah yang meresapi semangat perjuangan bangsa.

Puisi Remy Sylado
Puisi: Dalam Suka dan Duka
Karya: Remy Sylado
© Sepenuhnya. All rights reserved.