Puisi: Indonesia dan Pemilu (Karya Andy Sri Wahyudi)

Puisi "Indonesia dan Pemilu" menggambarkan kekacauan, kebingungan, serta kurangnya minat atau keyakinan sebagian orang terhadap proses pemilihan umum.
Indonesia dan Pemilu (1)


Poster-poster calon presiden dan wakil
presiden terlindas andong
Sepeda jengki, truk, kobutri, becak, honda cb,
yamaha 75
Dan belepotan berak kuda
Titik


Indonesia dan Pemilu (2)


Sedari pagi subuh sampai sore hari, seorang ibu
penjual sayuran naik sepeda keluar masuk
kampung melewati puluhan tempat
pemungutan suara atau TPS
Tanda tanya


Indonesia dan Pemilu (3)


Ada jutaan perang batin dalam kotak-kotak lucu
itu
Tanda seru


Indonesia dan Pemilu (4)


Aku lebih suka ngamar dengan pacarku
daripada masuk bilik-bilik aneh itu, kata
tetangga perempuanku yang sudah tumbuh
dewasa.

2003-2004

Sumber: Ibu, Aku Minta Dibelikan Mushola (2012)

Analisis Puisi:
Puisi ini menyoroti Pemilu di Indonesia dengan pandangan yang unik dan kritis terhadap proses demokrasi dan partisipasi dalam pemilihan umum. Penyair secara singkat dan langsung menggambarkan perspektif sosial sekitar Pemilu dengan metafora yang sangat kuat.

Indonesia dan Pemilu (1): Penyair membuka puisi dengan gambaran yang agak kotor tentang bagaimana poster-poster calon presiden dan wakil presiden terlindas oleh berbagai kendaraan dan kuda. Metafora ini menyoroti bagaimana kampanye politik kadang-kadang terabaikan oleh kehidupan sehari-hari, dianggap sebagai titik kecil yang tidak terlalu penting dalam dinamika kehidupan.

Indonesia dan Pemilu (2): Puisi ini menyoroti partisipasi warga biasa, khususnya seorang ibu penjual sayuran, yang melakukan rutinitas harian mereka di tengah proses Pemilu. Dengan metafora 'tanda tanya', penyair menunjukkan kebingungan yang mungkin dirasakan oleh warga dalam menentukan pilihan mereka atau terhadap proses Pemilu secara keseluruhan.

Indonesia dan Pemilu (3): Penyair menyatakan bahwa ada jutaan pertarungan batin yang terjadi dalam "kotak-kotak lucu" yang digunakan untuk pemungutan suara. 'Tanda seru' menunjukkan betapa kompleksnya proses internal yang dimiliki setiap individu dalam membuat pilihannya.

Indonesia dan Pemilu (4): Pernyataan terakhir adalah kutipan dari tetangga perempuan yang lebih memilih berdiam diri dan menghindari proses pemilihan, memilih pacaran daripada terlibat dalam pemilu. Ini menyoroti sikap apatis atau keengganan beberapa individu untuk terlibat dalam politik, yang bisa jadi disebabkan oleh berbagai alasan, mulai dari ketidakpercayaan terhadap proses pemilihan hingga kurangnya kepercayaan diri dalam membuat pilihan.

Puisi ini menggambarkan kekacauan, kebingungan, serta kurangnya minat atau keyakinan sebagian orang terhadap proses pemilihan umum di Indonesia. Penyair menunjukkan perspektif sosial yang berbeda dari masyarakat sehari-hari terhadap proses politik yang kompleks dan sering kali dianggap kurang menarik bagi sebagian orang.

Puisi
Puisi: Indonesia dan Pemilu
Karya: Andy Sri Wahyudi
© Sepenuhnya. All rights reserved.