Puisi: Igau (Karya Wayan Jengki Sunarta)

Puisi "Igau" mengekspresikan perasaan nostalgia, kesedihan, dan kebingungan dengan memanfaatkan gambaran senja, kesendirian, dan ketidakpastian.
Igau


senja di gang-gang kota
paripurna tanpa senyummu
kau berlalu seperti masa lalu
sebilah rahasia menggigil
dalam dingin udara juli

sarang telah lama usang
hanya kenangan membayang
di urat leherku
tak lekang dari parasmu

mimpi jadi serpih gerabah
aku menjaga senja
dalam bening botol arak

ini pertaruhan terakhir
serpih sumpah serapah
dan keping-keping puisi
menebar teluh dan kutukan

wajah-wajah dingin melintas
menyempurnakan waktu kematian
tak ada yang pasti
dan aku terjebak tanpa sisa


Analisis Puisi:
Puisi "Igau" karya Wayan Jengki Sunarta menciptakan suasana reflektif tentang nostalgia, kehilangan, dan ketidakpastian.

Tema Sentimental dan Nostalgia: Penyair menghadirkan suasana yang penuh rindu akan masa lalu melalui keterangan senja yang memudar tanpa kehadiran yang dicintai. Nada sentimental yang dipakai menekankan rasa kehilangan, dengan penggambaran senja dan suasana juli yang dingin sebagai latar belakang melankolis.

Kesendirian dan Kekecewaan: Puisi ini menciptakan kesan kesendirian yang kuat, dengan penggambaran gang-gang kota yang sunyi dan sarang yang usang. Ketidakhadiran seseorang yang dicintai menjadi elemen yang kuat menimbulkan rasa kekecewaan dan nostalgia yang menyelimuti penyair.

Ketidakpastian dan Kegelisahan: Ada ekspresi kegelisahan tentang keadaan yang tak pasti dalam puisi ini. Bahkan dengan kehadiran kenangan dan botol arak sebagai penyebut senja, kesedihan dan ketidakpastian tetap ada, menandakan tidak adanya harapan yang pasti di masa depan.

Simbolisme dan Kiasan: Puisi ini menggunakan banyak simbolisme, seperti senja sebagai simbol kerinduan yang tidak tercapai, kenangan yang menghiasi urat leher, serta botol arak sebagai perangkap keinginan. Semua ini menyiratkan kebingungan dan ketidakmampuan untuk melepaskan diri dari keadaan yang tak pasti.

Puisi "Igau" mengekspresikan perasaan nostalgia, kesedihan, dan kebingungan dengan memanfaatkan gambaran senja, kesendirian, dan ketidakpastian. Puisi ini menceritakan tentang kehilangan yang melingkupi kehidupan, serta kekosongan dan ketidakpastian yang menyelimuti pikiran dan perasaan penyair.

Wayan Jengki Sunarta
Puisi: Igau
Karya: Wayan Jengki Sunarta

Biodata Wayan Jengki Sunarta:
  • Wayan Jengki Sunarta lahir pada tanggal 22 Juni 1975 di Denpasar, Bali, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.