Puisi: Lingkaran Drupadi (Karya Fitri Yani)

Puisi "Lingkaran Drupadi" karya Fitri mengajak pembaca untuk merenung tentang kompleksitas kehidupan, cinta, dan takdir.
Lingkaran Drupadi


"mengapa warna merah selalu mendahului timbul dan tenggelamnya matahari..."

pada sebuah subuh aku menjadi wanita yang tak merasa yakin pada apa yang tengah kuperjuangkan. seperti tiba-tiba tersesat di sebuah lembah yang semula kuduga sebagai lembah asmara. hingga pagi itu, engkau membuatku ada sekaligus tiada.

demi anak-anak yang kelak kulahirkan, kujaga sebutir permata yang senantiasa bercahaya di dalam dada. tuanku, takdir memang tak dapat kuelakkan. namun izinkan aku sejenak saja melihat rautmu, agar karam segala dendam di meja dadu yang kauciptakan itu.


2010-2011

Sumber: Kompas (1 Mei 2011)

Analisis Puisi:
Puisi "Lingkaran Drupadi" karya Fitri Yani merupakan sebuah karya sastra yang kaya akan makna dan simbolisme.

Metafora dan Simbolisme: Kata-kata "mengapa warna merah selalu mendahului timbul dan tenggelamnya matahari..." dapat diartikan sebagai metafora dari kehidupan yang selalu diwarnai oleh perasaan intens, khususnya perasaan cinta. Warna merah mungkin merujuk pada emosi, keberanian, atau perjuangan.

Subjektivitas dan Keraguan: Puisi ini menciptakan suasana subjektif dan penuh keraguan, terutama dalam menggambarkan perasaan sang penyair. Keraguan ini mungkin mencerminkan konflik internal atau ketidakpastian yang dirasakan oleh karakter.

Lembah Asmara: Ungkapan "lembah asmara" dapat dianggap sebagai simbol dari fase-fase dalam hubungan atau kehidupan cinta. Lembah tersebut menciptakan gambaran tentang keindahan dan kerumitan dalam menjalani hubungan.

Dualitas dan Konflik Diri: Puisi ini menyentuh tema dualitas, yang terlihat dalam ungkapan "aku menjadi wanita yang tak merasa yakin pada apa yang tengah kuperjuangkan." Konflik internal dan perasaan yang bertentangan menjadi aspek penting dalam perjalanan sang penyair.

Permata di Dada: Metafora tentang menjaga "sebutir permata yang senantiasa bercahaya di dalam dada" dapat diartikan sebagai tanggung jawab terhadap kehidupan atau keturunan. Permata ini mencerminkan sesuatu yang berharga dan harus dijaga.

Dendam dan Dadu: Penggunaan kata "dendam" dan "meja dadu" dapat menggambarkan konflik atau pertarungan dalam kehidupan. Dadu sering dianggap sebagai simbol keberuntungan atau nasib, sehingga merujuk pada takdir atau keputusan yang diambil.

Panggilan "Tuanku": Penggunaan kata "Tuanku" memberikan nuansa tradisional dan memberikan kesan bahwa penyair adalah bagian dari suatu kebangsawanan atau kebangsawanan yang terhormat.

Puisi "Lingkaran Drupadi" menciptakan suasana misterius dan penuh makna. Dengan menggunakan bahasa yang kaya simbol dan metafora, puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang kompleksitas kehidupan, cinta, dan takdir.

Fitri Yani
Puisi: Lingkaran Drupadi
Karya: Fitri Yani

Biodata Fitri Yani:
  • Fitri Yani lahir pada tanggal 28 Februari 1986 di Liwa, Lampung Barat, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.