Sumber: Impian Usai (2007)
Analisis Puisi:
Puisi "Muara Waktu" karya Wayan Jengki Sunarta merangkai kehidupan manusia dan perjalanan waktu dengan narasi yang puitis dan emosional. Penyair secara mendalam mempertimbangkan garis hidup manusia dari perspektif yang cukup introspektif dan filosofis.
Perjalanan Hidup dan Pengalaman Emosional: Puisi ini memperlihatkan perjalanan hidup, mulai dari kelahiran (tangis bayi) hingga kehidupan yang penuh dengan perasaan (darah dan air mata). Proses evolusi hidup seseorang digambarkan sebagai sebuah perjalanan, dari masa kelahiran hingga menuju puncak eksistensi manusia (muara waktu).
Keterikatan dengan Takdir dan Tujuan Hidup: Penyair bertanya kepada dirinya sendiri tentang tujuan hidup dan ke mana arah hidup ini akan bergerak. Rasa keterikatan pada takdir (diperlihatkan oleh bintang sebagai simbol petunjuk) menjadi tema yang cukup kental di sini.
Keabadian dan Akhirat: Ada perdebatan batin tentang esensi dari keabadian dan akhirat. Penyair merenungkan tentang apa yang terjadi setelah hidup dan apakah arah akhir dari setiap perjalanan kehidupan ini.
Kontemplasi Kehidupan dan Kematian: Puisi ini merenungkan perihal kehidupan dan kematian. Dari keberadaan yang penuh rasa hingga pertanyaan filosofis tentang nasib dan takdir, penyair mempertanyakan signifikansi dari segala yang terjadi dalam hidupnya.
Puisi "Muara Waktu" menggambarkan perjalanan hidup manusia dan perasaan yang timbul selama perjalanan ini. Dengan pertanyaan filosofis yang dalam, puisi ini membawa kita pada perenungan akan arti kehidupan, kematian, dan takdir manusia, serta misteri di baliknya. Itu menampilkan perjalanan manusia dari awal sampai akhir, serta kebingungan dan kontemplasi terkait dengan kehidupan dan kematian.
Karya: Wayan Jengki Sunarta
Biodata Wayan Jengki Sunarta:
- Wayan Jengki Sunarta lahir pada tanggal 22 Juni 1975 di Denpasar, Bali, Indonesia.