Puisi: Kwatrin buat SS (Karya Gunoto Saparie)

Puisi "Kwatrin buat SS" karya Gunoto Saparie menciptakan latar belakang dengan menggambarkan situasi cuaca yang gerimis dan angin yang ...
Kwatrin buat SS


di tepi jalan nagan tak habisnya kau bercakap
tentang sastra jawa dan festival kesenian yogya
padahal gerimis makin menderas, angin pun mengertap
padahal pohon-pohon basah dan matamu berkaca-kaca


Analisis Puisi:
Puisi "Kwatrin buat SS" karya Gunoto Saparie adalah ungkapan perasaan yang mendalam terhadap seseorang yang bernama SS.

Tema Puisi: Tema utama dalam puisi ini adalah cinta dan kerinduan. Penyair mengungkapkan perasaannya terhadap SS dan menyatakan kerinduannya akan kebersamaan mereka.

Penggunaan Tempat dan Cuaca: Puisi ini menciptakan latar belakang dengan menggambarkan situasi cuaca yang gerimis dan angin yang mengertap. Ini mungkin mencerminkan perasaan penyair yang suram dan penuh kerinduan.

Bahasa dan Budaya Jawa: Puisi ini mencakup referensi budaya Jawa, seperti sastra Jawa dan festival kesenian Yogyakarta. Hal ini menciptakan kedalaman dalam puisi, menunjukkan penghargaan penyair terhadap warisan budaya lokal.

Ekspresi Emosi: Puisi ini menunjukkan bagaimana cinta dan rindu dapat memengaruhi suasana hati seseorang. Gerimis dan basahnya pohon-pohon menciptakan gambaran tentang suasana hati penyair yang terguncang.

Penekanan pada Nama "SS": Penggunaan inisial "SS" mungkin memberikan sentuhan personal dan rahasia pada puisi ini. Nama tersebut menjadi fokus perasaan penyair dan mungkin juga untuk menjaga identitas orang yang dimaksud tetap anonim.

Puisi "Kwatrin buat SS" adalah ungkapan rasa cinta dan kerinduan penyair terhadap seseorang yang bernama SS. Dengan menggunakan bahasa yang menggambarkan kondisi cuaca dan referensi budaya Jawa, puisi ini menciptakan atmosfer yang penuh perasaan. Ini adalah ungkapan emosional dari penyair terhadap orang yang dicintainya.

Foto Gunoto Saparie 2019
Puisi: Kwatrin buat SS
Karya: Gunoto Saparie

GUNOTO SAPARIE. Lahir di Kendal, Jawa Tengah, 22 Desember 1955. Pendidikan formal Sekolah Dasar Kadilangu Cepiring Kendal, Sekolah Menengah Pertama Cepiring Kendal, Sekolah Menengah Ekonomi Atas Kendal, dan Akademi Uang dan Bank Yogyakarta dan Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Semarang. Pendidikan informal Madrasah Ibtidaiyyah Islamiyyah Tlahab Gemuh Kendal dan Pondok Pesantren KH Abdul Hamid Tlahab Gemuh Kendal.

Kumpulan puisi tunggalnya yang telah terbit adalah Melancholia (Damad, Semarang, 1979), Solitaire (Indragiri, Semarang, 1981),  Malam Pertama (Mimbar, Semarang, 1996),  Penyair Kamar (Forum Komunikasi Wartawan Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah, Semarang, 2018), dan Mendung, Kabut, dan Lain-lain (Cerah Budaya, Jakarta, 2019).

Kumpulan esai tunggalnya Islam dalam Kesusastraan Indonesia (Yayasan Arus, Jakarta, 1986). Kumpulan cerita rakyatnya Ki Ageng Pandanaran: Dongeng Terpilih Jawa Tengah (Pusat Bahasa, Jakarta, 2004) dan Mendung, Kabut, dan Lain-lain (Cerah Budaya, Jakarta, 2019).

Kumpulan esai tunggalnya Islam dalam Kesusastraan Indonesia (Yayasan Arus, Jakarta, 1986). Kumpulan cerita rakyatnya Ki Ageng Pandanaran: Dongeng Terpilih Jawa Tengah (Pusat Bahasa, Jakarta, 2004). Ia pernah menerbitkan antologi puisi bersama Korrie Layun Rampan berjudul Putih! Putih! Putih! (Yogyakarta, 1976) dan Suara Sendawar Kendal (Karawang, 2015).

Puisi-puisinya terhimpun dalam berbagai antologi bersama para penyair Indonesia lain, termasuk dalam Kidung Kelam (Seri Puisi Esai Indonesia - Provinsi Jawa Tengah, 2018).

Saat ini ia menjabat Pemimpin Redaksi Kampus Indonesia (Jakarta) dan Tanahku (Semarang) setelah sebelumnya menjabat Redaktur Pelaksana dan Staf Ahli Pemimpin Umum Koran Wawasan (Semarang). Sempat pula bekerja di bidang pendidikan, konstruksi, dan perbankan. Aktif dalam berbagai organisasi, antara lain dipercaya sebagai Ketua Umum Dewan Kesenian Jawa Tengah (DKJT), Fungsionaris Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Wilayah Jawa Tengah, Ketua Forum Komunikasi Wartawan Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah (FKWPK), Pengurus Yayasan Cinta Sastra, Jakarta, dan Ketua III Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) Jawa Tengah. Sebelumnya sempat menjadi Wakil Ketua Seksi Budaya dan Film PWI Jawa Tengah dan Ketua Ikatan Penulis Keluarga Berencana (IPKB) Jawa Tengah. Sering diundang menjadi pembaca puisi, pemakalah, dan juri berbagai lomba sastra di Indonesia dan luar negeri.
© Sepenuhnya. All rights reserved.