Puisi: Kepergian Sekali (Karya Siti Nuraini)

Puisi "Kepergian Sekali" karya Siti Nuraini memberikan ruang untuk meresapi keheningan dan mengeksplorasi makna di balik setiap kepergian yang ...
Kepergian Sekali


Siang telah kembali kepada malam
dan malam berpaling kepada tenangan doa
juga orang-orang berharap dan mereka yang percaya.
Satu-satu padam lampu samar senja
rumah-rumah di sekeliling dan mata-mata bayi telah lama tertutup
sekalian memohonkan kedamaian.
Tinggal aku dan kesunyian berteman.

Di ruangan ini semua kukenal
buku, lemari dan cahaya
bola api menjadi bentangan layar
di belakang bayangan tarian tangan
tetapi di luar jendela, kegelapan
menampakkan raut muka keasingan.
Yang nyanyikan tiba-tiba selagu pernah kudengar
ah ... belum sempat ingat kembali ia berhenti.

Bagaimana orang asing itu akan kutanyai
melagukannya sekali lagi, bagiku
ditinggalnya sekarang kegelisahan hati.

"Saudara, mulaikan sedikit lagu itu
terlupa asal iramanya, cukup dikit saja
untuk menjelmakan kembali seluruhan
nyanyi, kemesraannya ada dari dahulu
di dasar kalbu, tetapi di suara ia ragu.
Ah ... seakan ia sekarang di pantai rasa
tapi permukaannya saudara mulanya bagaimana?"

"Di satu malam penuh cahaya
dari senyuman, bergantungan bukan palsu
yang sebentar-sebentar dikelilingi asap rokok
meliwat kursi dan muka tertawa, lalu hilang ke tiada,
lagu itu datang menceritakan tentang seorang
telah hilang di antara rawa-rawa, tidak ada orang tahu
tak ada orang melihat, tak ada orang sekarang masih ingat

"Ala ... nyanyikan sedikit lagu itu
cuma bagian ini teringat, bukankah ada
di dalamnya keriangan tuak memuncak dengan
tepukan gemuruh kuda lepas kekang
ia lari... lari... lama-lama menghilang
lalu menghilang ... sama sekali hilang.
telah sampai dijalan kecil, di jalan sepi
dari suara hidup dan bunyi, jalan yang pergi
kekejaman putih biara, di tengah rawa-rawa."

Lagu tidak berasal, lagu tak tentu irama
ia hanya lagu rawa-rawa, tetapi
di antaranya dan aku terlalu banyak manusia.
saudara, bagaimana mula akhirnya lagu itu bagaimana?

Malam dan orang percaya telah kembali kepada ketenangan doa
tinggal aku dan kegelapan berjaga.


Sumber: Indonesia (No. 2/I, 1949)

Analisis Puisi:
Puisi "Kepergian Sekali" karya Siti Nuraini menghadirkan pembaca ke dalam suasana kesunyian dan kegelapan, merangkai narasi kehilangan dan kenangan. Melalui penggambaran malam yang berubah menjadi ketenangan doa, puisi ini menggambarkan perasaan kesepian dan perjalanan hidup yang penuh misteri.

Tema dan Motif: Tema utama dalam puisi ini adalah kepergian, kesepian, dan kegelapan. Motif malam yang berpaling menjadi ketenangan doa menciptakan gambaran suasana yang hening dan merenung. Kegelapan menjadi metafora bagi ketidakpastian dan kehilangan.

Bahasa dan Gaya Bahasa: Bahasa yang digunakan terasa sederhana namun sarat dengan emosi. Pemilihan kata-kata seperti "lampu samar senja," "rumah-rumah di sekeliling," dan "mata-mata bayi telah lama tertutup" membentuk gambaran kesunyian dan perpisahan. Gaya bahasa yang muncul memberikan nuansa melankolis yang mendalam.

Struktur dan Ritme: Struktur puisi ini terdiri dari beberapa bait dengan panjang yang beragam, menciptakan alur yang mengalir seperti malam yang berganti menjadi ketenangan doa. Ritme yang dihasilkan menciptakan atmosfer hening dan mengundang pembaca untuk meresapi setiap baris.

Imaji dan Metafora: Imaji malam yang berpaling menjadi ketenangan doa menciptakan citra kepergian dan kehilangan. Metafora kegelapan di luar jendela menampakkan raut muka keasingan merujuk pada perasaan kesunyian dan keterasingan di tengah malam.

Kesan dan Makna: Puisi ini meninggalkan kesan kesepian, kehilangan, dan kegelapan yang melingkupi kehidupan manusia. Kepergian dan malam yang berubah menjadi doa menciptakan suasana reflektif tentang arti hidup dan kenangan yang terlupakan.

Puisi "Kepergian Sekali" karya Siti Nuraini adalah puisi yang merangkai kata-kata dengan penuh makna, menciptakan suasana yang meresap ke dalam perasaan pembaca. Dengan penggambaran kegelapan dan malam yang berpaling menjadi doa, puisi ini mengajak kita merenung tentang kehidupan, kehilangan, dan harapan di tengah ketidakpastian. Puisi ini memberikan ruang untuk meresapi keheningan dan mengeksplorasi makna di balik setiap kepergian yang mengguratkan kegelapan.

Siti Nuraini
Puisi: Kepergian Sekali
Karya: Siti Nuraini

Biodata Siti Nuraini:
  • Nama lengkap Siti Nuraini adalah Siti Nuraini Yatim;
  • Siti Nuraini lahir pada tanggal 6 Juli 1930 di Padang, Sumatra Barat;
  • Siti Nuraini merupakan salah satu Sastrawan Angkatan 45.
© Sepenuhnya. All rights reserved.