Puisi: Surat (Karya Joko Pinurbo)

Puisi "Surat" karya Joko Pinurbo menggambarkan keberagaman dan kompleksitas komunikasi melalui surat-surat yang datang silih berganti.
Surat

Surat-surat datang silih berganti, semuanya minta
dijawab, segera, kalau bisa hari ini.

Konon menulis surat bisa membasmi sepi.
Padahal hanya kalau sepi aku bisa dengan tenang
menulis surat agar jangan sampai kata-kataku menyakiti.

Surat ayah: Ayah menang, habis tempur melawan utang.
Surat ibu: Ibu sedang menjahit senja yang terluka
oleh rinduku. Surat istri: Telah kupanen putih
dari rambutmu. Surat teman: Teman, batukmu meletus
dalam dadaku. Surat penggemar: Salam manis buat iblis.

Ada pula surat dari masa kecil, datang di malam eksil,
ah pasti ditulis dengan pensil. Kubuka amplopnya
yang warna-warni, isinya: Ayo duel kalau berani! 

Suratan nasib: tersimpan rapat di laci meja
dan tak akan pernah kubuka.

2003

Analisis Puisi:

Puisi "Surat" karya Joko Pinurbo menggambarkan keberagaman dan kompleksitas komunikasi melalui surat-surat yang datang silih berganti.

Kompleksitas Komunikasi: Puisi ini menyoroti berbagai bentuk komunikasi yang terjadi melalui surat-surat. Setiap surat mewakili jenis hubungan dan pesan yang berbeda-beda, mulai dari hubungan keluarga (surat ayah dan ibu), persahabatan (surat teman), hingga pesan dari masa kecil yang misterius.

Emosi dan Kehidupan Pribadi: Setiap surat mencerminkan beragam emosi dan aspek kehidupan pribadi yang dihadapi oleh penyair. Surat dari ayah menyiratkan kemenangan atas utang, surat dari ibu mencerminkan kerinduan, sedangkan surat dari istri mengungkapkan pertanda penuaan.

Ironi dan Humor: Penyair menggunakan unsur ironi dan humor dalam menyajikan pesan-pesan dalam surat. Misalnya, salam manis buat iblis dari surat penggemar menyoroti kontradiksi dalam hubungan atau penggemaran terhadap sesuatu.

Simbolisme Surat: Surat dalam puisi ini menjadi simbol dari berbagai macam komunikasi dan interaksi manusia. Mereka mencerminkan kerinduan, kesulitan, kebahagiaan, dan konflik dalam kehidupan sehari-hari.

Penutupan dengan Suratan Nasib: Penutup puisi dengan menyebut suratan nasib yang tersimpan rapat di laci meja mengisyaratkan adanya takdir atau nasib yang mungkin tidak akan pernah terungkap atau dipahami sepenuhnya.

Puisi "Surat" karya Joko Pinurbo merupakan pengamatan yang mendalam tentang beragam hubungan manusia dan kompleksitas komunikasi melalui surat-surat. Dengan menggunakan humor, ironi, dan simbolisme, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan makna dan dinamika hubungan interpersonal dalam kehidupan sehari-hari.

Puisi Surat
Puisi: Surat
Karya: Joko Pinurbo
© Sepenuhnya. All rights reserved.