Puisi: Jamuan Istimewa (Karya Joshua Igho)

Jamuan Istimewa

Senang saya dapat melayani Tuan dan Nyonya malam ini semua hidangan telah tersedia ini anggur perancis sebagai minuman pembuka anggur ini diproduksi tahun 1945, tepat saat Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia
Di hadapan tuan dan nyonya tersedia T-bone steak, yang sapinya kami datangkan dari Australia makanan ini pernah disajikan saat John F Kenedy menerima kunjungan Bung Karno di Amerika Serikat
Ini tenderloin, Tuan dan Nyona. seperti asal usul namanya, steak ini diiris dari bagian paling empuk tekstur dagingnya mengundang sensasi luar biasa seperti saat Indonesia terjadi perebutan kekuasaan pada tahun 1966
Aha! Saya hampir lupa. yang di sebelah sana itu adalah ikan patin asam manis dari perairan selat malaka. bumbunya didatangkan langsung dari negeri china mungkin tuan dan nyona heran, semasa pemerintahan Soeharto tidak terjadi hubungan diplomatik antara Indonesia dan China tapi tidak dengan hubungan makanan.
Jangan lupa, Tuan dan Nyonya boleh mencicipi sate Madura yang juru masaknya merupakan tetangga dekat Gus Dur makan sate ini, imajinasi Anda akan diterbangkan mengarungi pengalaman spiritual, karena proses pembuatannya tak lepas dari doa-doa
Oh ya, untuk Nyonya tersedia menu diet. kami sudah memasak french fries lengkap dengan sayur-sayuran organik begitu juga untuk minumannya, nyonya tinggal pilih apakah menyukai jus wortel, jus tomat, atau jus strawbery kami tahu, tentu saja nyonya tidak ingin punya badan gemuk seperti ibu Mega
Tuan dan Nyonya yang mulia, selama jamuan ini kami akan menghadirkan musik-musik lembut siapa tahu nanti tuan terinspirasi menciptakan lagu, seperti Pak Beye. selamat menikmati jamuan istimewa kami, tuan-dan nyonya. seusai makan malam ini, kami telah menyiapkan oleh-oleh iwak peyek, mari...

2012

Analisis Puisi:

Puisi "Jamuan Istimewa" karya Joshua Igho merupakan sebuah kritik sosial terhadap elite politik dan kemewahan yang mereka nikmati sementara rakyat menderita akibat korupsi dan ketidaksetaraan. Penyair menggunakan gaya ironi dan sindiran untuk menggambarkan ketidakadilan sosial dalam masyarakat.

Metafora Melalui Hidangan: Puisi ini menggunakan hidangan mewah sebagai metafora untuk menggambarkan kehidupan mewah yang dinikmati oleh elite politik. Hidangan-hidangan tersebut adalah simbol kemewahan dan kesenangan yang mereka nikmati, seperti anggur Perancis, steak dari Australia, dan makanan eksklusif lainnya.

Hubungan dengan Sejarah Indonesia: Penyair menyisipkan sejarah politik Indonesia dalam puisi ini, termasuk proklamasi kemerdekaan pada tahun 1945 dan peristiwa-peristiwa penting lainnya. Ini menyoroti keterkaitan antara elite politik dan momen-momen bersejarah, menekankan bahwa mereka telah meraih keuntungan dari perjuangan rakyat.

Ironi dan Sindiran: Puisi ini penuh dengan ironi dan sindiran yang mengkritik ketidaksetaraan sosial. Penyair menyindir hubungan makanan dengan hubungan diplomatik, menyoroti betapa makanan bisa menjadi semacam jalur komunikasi dan pertukaran meskipun hubungan politik terbatas.

Kontras Antara Elite dan Rakyat: Melalui penyajian hidangan mewah dan makanan diet, puisi ini memperlihatkan kontras yang tajam antara kehidupan mewah elite politik dan penderitaan rakyat yang mungkin sulit mendapatkan makanan yang cukup. Ini adalah kritik terhadap ketidaksetaraan dalam distribusi sumber daya dan kebijakan politik yang merugikan rakyat.

Sarkasme: Puisi ini berakhir dengan nada sarkasme ketika penyair menyarankan bahwa tuan dan nyonya dapat mencicipi "oleh-oleh iwak peyek" setelah jamuan mewah mereka. Ini adalah kritik terhadap kemewahan yang tidak sesuai dengan kondisi rakyat yang menderita.

Puisi "Jamuan Istimewa" karya Joshua Igho adalah sebuah puisi satir yang menggambarkan ketidaksetaraan sosial dan ketidakadilan yang ada dalam masyarakat. Dengan menggunakan hidangan mewah sebagai metafora, penyair mengkritik elite politik yang menikmati kekayaan sementara rakyat menderita. Puisi ini membangkitkan kesadaran tentang ketidaksetaraan dalam masyarakat dan mengekspos perilaku koruptif elite politik.

Puisi: Jamuan Istimewa

Karya: Joshua Igho