Puisi: Bulan Buram di Kayutanam (Karya Diah Hadaning)

Puisi "Bulan Buram di Kayutanam" karya Diah Hadaning membawa pembaca ke malam yang tenang, hujan yang mereda, dan keterlibatan ...
Bulan Buram di Kayutanam


Malam mulai turun
diantar gugur daun
hujan di plaza dan halaman
pepohonan menggigil diam.

Kudengar suara-suara
saat hujan mulai reda
orang-orang merajut angan
orang-orang merangkai merjan.

Bersaksi di balik ranting basah
bulan buram di Kayutanam.

Siapa memanggil namaku
sementara lingkaran disiapkan
kelebat bayangan berlalu
langit kelam gemetaran.

Menari di bawah bulan temaram
menembang dalam sisa basah hujan
orang-orang saling menyapa
ada misteri di balik suara.


Kayutanam, Desember 1997

Analisis Puisi:
Puisi "Bulan Buram di Kayutanam" karya Diah Hadaning adalah pengamatan mendalam mengenai malam hujan di daerah pedesaan. Dalam puisi ini, penulis membawa pembaca ke atmosfer malam yang tenang, hujan yang mereda, dan keterlibatan penduduk setempat dalam menghadapi perubahan cuaca.

Gambaran Malam Hujan: Puisi ini membuka dengan deskripsi malam yang mereda setelah hujan turun. Pada saat ini, daun-daun gugur dan pepohonan tampak menggigil dalam keheningan. Penyair secara efektif menggambarkan suasana malam hujan yang damai dan mendalam.

Suara-Suara dan Aktivitas Manusia: Dalam puisi ini, penulis menggambarkan aktivitas penduduk setempat di desa Kayutanam saat hujan reda. Mereka mendengar suara-suara yang mungkin adalah aktivitas seperti merajut angan atau merangkai merjan. Ini menciptakan gambaran masyarakat yang berbagi momen damai dan saling bersapa di malam hujan.

Gambaran Bulan Buram: Bulan menjadi elemen penting dalam puisi ini. Bulan disebut "buram," yang menciptakan gambaran bulan yang samar, sebagian tertutup oleh awan atau embun. Bulan memainkan peran sentral dalam suasana malam dan misteri yang terkandung dalam puisi.

Momen yang Misterius: Puisi ini menciptakan nuansa misterius yang terasa di balik aktivitas dan suara-suara yang digambarkan. Bulan yang buram, lingkaran yang disiapkan, dan langit yang gemetar menggambarkan aura keajaiban atau keilahian.

Penggunaan Bahasa yang Simpel: Diah Hadaning menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti. Hal ini memungkinkan pembaca untuk dengan mudah mencerna suasana dan nuansa yang disampaikan dalam puisi tanpa perlu penjelasan yang rumit.

Puisi "Bulan Buram di Kayutanam" adalah contoh puisi deskriptif yang menggambarkan keindahan malam hujan di desa dengan bahasa yang sederhana namun sangat efektif. Dalam beberapa kata, penulis berhasil menciptakan atmosfer yang tenang dan misterius, menjadikannya sebuah karya puisi yang memikat dan mendalam.

"Puisi: Bulan Buram di Kayutanam (Karya Diah Hadaning)"
Puisi: Bulan Buram di Kayutanam
Karya: Diah Hadaning
© Sepenuhnya. All rights reserved.