Puisi: Jakarta dan Orang-Orang (Karya Diah Hadaning)

Puisi "Jakarta dan Orang-Orang" karya Diah Hadaning menggambarkan Jakarta sebagai tempat yang terus berubah dengan kedatangan orang-orang dari ...
Jakarta dan Orang-Orang

Mereka datang setiap musim
bunuh ingatan akan jalan setapak
hasrat menyatu lahan industri baru
tak beri kesempatan ikut bersaing
ke kota barangkali bisa
menimba apa saja
mereka terus datang setiap musim.

Di sepanjang kali Manggarai
tawa mereka berderai 
hidup itu sederhana
selagi matahari masih ada
lalu rame-rame bertanam dosa
anak siapa berkeliaran
tanya petugas malam
anak zaman, sahutnya ringan
dihantar angin basah
hilang di tikungan
hilang dari tikungan
barangkali tersuruk
di bawah jembatan layang
barangkali mencari peradaban.

Esok Jakarta kembali membara
esok matahari kembali menyala
esok kehidupan diberi warna
meski tanpa smaradhahana
kelembutan telah menjelma
jadi nada belingsatan.

Jakarta, Agustus 1994

Analisis Puisi:

Puisi "Jakarta dan Orang-Orang" karya Diah Hadaning menggambarkan Jakarta sebagai tempat yang terus berubah dengan kedatangan orang-orang dari berbagai tempat, yang membawa harapan dan tantangan baru.

Mobilitas Penduduk: Puisi ini mencerminkan mobilitas penduduk yang tinggi di Jakarta, di mana orang-orang terus datang setiap musim untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Hal ini tercermin dari penggunaan bahasa yang menggambarkan arus orang-orang yang terus bergerak ke kota.

Tantangan Kehidupan Kota Besar: Penyair menggambarkan tantangan kehidupan di kota besar, di mana orang-orang harus beradaptasi dengan lingkungan yang kompetitif dan keras. Kata-kata seperti "bunuh ingatan," "hasrat menyatu lahan industri baru," dan "tanam dosa" mencerminkan tekanan dan perubahan yang dialami oleh penduduk Jakarta.

Realitas Sosial: Puisi ini juga menyoroti realitas sosial yang kompleks di Jakarta, termasuk masalah kemiskinan, kekerasan, dan ketidakadilan. Gambaran tentang anak-anak yang berkeliaran dan dihantar oleh angin basah mencerminkan kenyataan keras di jalanan kota.

Harapan dan Kekuatan Manusia: Meskipun menggambarkan tantangan yang dihadapi, puisi ini juga menunjukkan adanya harapan dan kekuatan manusia untuk terus bertahan. Meskipun Jakarta terus membara dan kehidupan kadang berwarna, kelembutan dan kehangatan tetap ada di tengah-tengah kesibukan dan ketegangan.

Puisi "Jakarta dan Orang-Orang" karya Diah Hadaning adalah sebuah refleksi tentang dinamika kehidupan di ibu kota Indonesia. Dengan menggunakan bahasa yang kuat dan gambaran yang kuat, puisi ini menggambarkan tantangan, realitas sosial, dan harapan yang ada di Jakarta.

Puisi: Jakarta dan Orang-Orang
Puisi: Jakarta dan Orang-Orang
Karya: Diah Hadaning
© Sepenuhnya. All rights reserved.