Analisis Puisi:
Puisi ini menggambarkan suatu kejadian sederhana yang menimpa seorang kerikil, namun di balik kejadian tersebut tersimpan pertanyaan yang dalam tentang eksistensi dan makna keberadaan.
Eksistensialisme dan Makna Kehidupan: Puisi ini secara implisit mengangkat tema eksistensialisme, yaitu pemeriksaan terhadap makna eksistensi manusia atau objek lain di dunia ini. Kerikil yang goblok, melalui pertanyaannya, mencerminkan kebingungan tentang tujuan dan makna keberadaannya di dunia. Ini mencerminkan ketidakpastian manusia dalam menghadapi kehidupan dan makna yang abstrak.
Ironi Kehidupan: Keberadaan kerikil yang goblok yang baru saja dilontarkan dari ketapel menjadi ironis. Meskipun kerikil hanya benda mati dan tidak memiliki kesadaran seperti manusia, namun pertanyaannya menyoroti kompleksitas kehidupan dan eksistensi. Ironi terletak pada keadaan di mana kerikil, yang seharusnya tidak memiliki kesadaran, bertanya tentang keberadaannya sementara manusia sering kali tidak bertanya-tanya tentang hal ini.
Ketidaktahuan dan Ketidakberdayaan: Pertanyaan yang diajukan oleh kerikil menunjukkan ketidaktahuan dan ketidakberdayaan terhadap keadaan di sekitarnya. Kerikil tidak memiliki kendali atas nasibnya sendiri, dan keberadaannya ditentukan oleh tindakan manusia dan keadaan alam. Ini menggambarkan tema tentang ketidakberdayaan manusia di hadapan kekuatan alam dan takdir.
Naratif Kehidupan yang Singkat: Dengan narasi singkat tentang kejadian yang menimpa kerikil, puisi ini menggambarkan fragilitas dan sementara keberadaan manusia di dunia ini. Kejadian yang tampaknya sepele seperti melempar kerikil bisa memiliki implikasi besar pada eksistensi kerikil itu sendiri.
Kritik Terhadap Perlakuan Manusia Terhadap Alam: Melalui adegan melempar kerikil, puisi ini juga dapat diinterpretasikan sebagai kritik terhadap perlakuan manusia terhadap alam dan lingkungan sekitarnya. Tindakan sepele manusia seperti melempar kerikil bisa memiliki dampak yang tidak terduga pada lingkungan sekitar, yang pada akhirnya memunculkan pertanyaan tentang tanggung jawab manusia terhadap alam.
Puisi "Pertanyaan Kerikil yang Goblok" karya Sapardi Djoko Damono menggambarkan pertanyaan eksistensial sederhana yang dilontarkan oleh objek kecil, namun mencerminkan kompleksitas dan ironi kehidupan manusia. Melalui gambaran kejadian sehari-hari, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan makna keberadaan, ketidakpastian, dan tanggung jawab manusia terhadap lingkungan.
Karya: Sapardi Djoko Damono
Biodata Sapardi Djoko Damono:
- Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
- Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.