Puisi: Surat Kabar (Karya Joko Pinurbo)

Puisi "Surat Kabar" karya Joko Pinurbo menggambarkan perjalanan kehidupan seorang loper koran dan pengaruhnya terhadap penyair.
Surat Kabar

Ayah saya seorang loper koran
yang sama gigihnya dengan wartawan.
Deadline nasibnya lebih keras dari deadline tulisan.

Ibu suka memungut huruf-huruf di koran
dan membubuhkannya ke dalam kopiku.
“Minumlah, anakku. Kau akan jadi jurnalis jempolan.”

Saya sering mati kata di hadapan peristiwa
ketika di antara baris-baris tulisan
muncul bayangan ayah sedang mengedarkan koran.

Dari koran saya belajar paham
bahwa headline hidup sering muncul
di saat-saat akhir yang rawan.
Entah mengapa selalu ada tangan tak kelihatan
yang menyelamatkan saya
dari ancaman deadline yang kejam.

Ada camar berkelebat di cakrawala halaman koran,
mengantar rindu dari dia yang sabar menunggu.

Beri saya kemewahan membaca koran
sambil minum kopi di pagi hari,
sambil tercenung-cenung membaca tulisan sendiri.

Bulan menemani saya menyiapkan rubrik koran.
Cahayanya menembus mata saya yang kesepian.

Saya letih diburu-buru peristiwa.
Di sebuah gang saya ditangkap oleh sebuah kejadian:
seorang loper koran tercebur ke selokan.

Ibu membuka surat wasiat ayah di hadapan saya.
Ayah berpesan: jika beliau meninggal,
harap jenazahnya dibungkus koran.

2012/2013

Analisis Puisi:

Puisi "Surat Kabar" karya Joko Pinurbo mengangkat tema kehidupan sehari-hari seorang loper koran yang memiliki dampak yang mendalam dalam kehidupan penyair.

Tema Keluarga dan Profesi: Puisi ini menggambarkan hubungan antara ayah, ibu, dan penyair dengan pekerjaan ayah sebagai seorang loper koran. Ayah yang gigih dan bertahan dalam profesinya menginspirasi penyair, sementara ibu turut memberikan dorongan untuk menjadi jurnalis yang handal.

Kehidupan Seorang Loper Koran: Puisi menggambarkan kerasnya kehidupan seorang loper koran, yang menghadapi deadline yang keras dan nasib yang sulit. Kehadiran ayah sebagai seorang loper koran mempengaruhi cara penyair memandang dunia dan menyelesaikan tugas-tugasnya.

Simbolisme Surat Kabar: Surat kabar menjadi simbol kehidupan dan realitas yang keras. Penyair belajar banyak dari surat kabar, termasuk pemahaman bahwa peristiwa penting sering kali terjadi di saat-saat terakhir yang rawan. Namun, ada juga kehadiran tak terlihat yang menyelamatkan dari ancaman deadline yang kejam.

Perjalanan Kehidupan: Puisi ini menggambarkan perjalanan kehidupan yang penuh dengan kesibukan dan tantangan, tetapi juga ditemani oleh rasa kesepian dan kehilangan. Penyair merenungkan kehidupannya sambil menyiapkan rubrik koran dan menghadapi peristiwa yang tak terduga di sepanjang jalan.

Pesan dan Makna: Pesan yang tersirat dalam puisi ini adalah tentang pentingnya keluarga, profesi, dan kehidupan sehari-hari dalam membentuk identitas seseorang. Puisi ini juga mengajak untuk merenungkan makna kehidupan dan menghargai setiap momen yang diberikan.

Puisi "Surat Kabar" karya Joko Pinurbo menggambarkan perjalanan kehidupan seorang loper koran dan pengaruhnya terhadap penyair. Melalui gambaran kehidupan sehari-hari, puisi ini menyoroti tema keluarga, profesi, dan perjalanan pribadi dengan gaya bahasa yang sederhana namun dalam.

"Puisi: Surat Kabar (Karya Joko Pinurbo)"
Puisi: Surat Kabar
Karya: Joko Pinurbo
© Sepenuhnya. All rights reserved.