Puisi: Kemis Pagi (Karya Taufiq Ismail)

Puisi "Kemis Pagi" karya Taufiq Ismail dengan tajam mengkritik korupsi dan ketidakadilan, sambil membangkitkan semangat untuk menegakkan keadilan.
Kemis Pagi

Hari ini kita tangkap tangan-tangan Kebatilan
Yang selama ini mengenakan seragam kebesaran
Dan menaiki kereta-kereta kencana
Dan menggunakan meterai kerajaan
Dengan suara lantang memperatas-namakan
Kawula dukana yang berpuluh-juta

Hari ini kita serahkan mereka
Untuk digantung di tiang Keadilan
Penyebar bisa fitnah dan dusta durjana
Bertahun-tahun lamanya

Mereka yang merencanakan seratus mahligai raksasa
Membeli benda-benda tanpa-harga di mancanegara
Dan memperoleh uang emas beratus-juta
Bagi diri sendiri, di bank-bank luar negeri
Merekalah penganjur zina secara terbuka
Dan menistakan kehormatan wanita, kaum dari ibu kita

Hari ini kita tangkap tangan-tangan Kebatilan
Kebanyakan anak-anak muda berumur baru belasan
Yang berangkat dari rumah, pagi tanpa sarapan
Telah kita naiki gedung-gedung itu
Mereka semua pucat, tiada lagi berdaya
Seorang ketika digiring, tersedu
Membuka sendiri tanda kebesaran di pundaknya
Dan berjalan perlahan dengan lemahnya.

1966

Sumber: Tirani dan Benteng (1993)

Analisis Puisi:
Puisi "Kemis Pagi" karya Taufiq Ismail adalah sebuah kritik sosial yang tajam terhadap ketidakadilan dan korupsi yang terjadi di masyarakat.

Tema Keadilan dan Kebenaran: Puisi ini menyoroti tema keadilan dan kebenaran dalam masyarakat. Penyair mengeksplorasi ketidakadilan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat, di mana orang-orang yang bersalah memperkaya diri sendiri dengan merampok kekayaan umum.

Kritik terhadap Korupsi dan Penyebaran Fitnah: Penyair mengecam tindakan korupsi dan penyebaran fitnah yang dilakukan oleh para koruptor. Mereka menggunakan kekuasaan dan kedudukan mereka untuk memperkaya diri sendiri, sementara membiarkan masyarakat menderita.

Penggambaran Kehancuran Moral dan Etika: Puisi ini menggambarkan kehancuran moral dan etika dalam masyarakat. Para pelaku kejahatan tersebut tidak hanya mencuri harta benda, tetapi juga merusak moral dan nilai-nilai yang seharusnya dijunjung tinggi.

Penderitaan dan Kehancuran Generasi Muda: Penyair menyampaikan penderitaan dan kehancuran yang dialami oleh generasi muda akibat tindakan korupsi dan penyebaran fitnah. Mereka terpaksa berhadapan dengan kenyataan pahit yang dibuat oleh para pelaku kejahatan tersebut.

Panggilan untuk Keadilan: Meskipun puisi ini menggambarkan situasi yang suram, namun juga menyiratkan panggilan untuk keadilan. Penyair menegaskan bahwa tindakan kejahatan harus dihukum dan para pelaku harus bertanggung jawab atas perbuatannya.

Gaya Bahasa dan Penggunaan Kata-Kata: Taufiq Ismail menggunakan bahasa yang kuat dan gambaran yang tajam untuk menyampaikan pesan kritik sosialnya. Gaya bahasanya yang lugas dan langsung memberikan dampak yang mendalam pada pembaca.

Secara keseluruhan, "Kemis Pagi" adalah sebuah puisi yang kuat dan menggugah kesadaran tentang pentingnya keadilan dan kebenaran dalam masyarakat. Taufiq Ismail dengan tajam mengkritik korupsi dan ketidakadilan, sambil membangkitkan semangat untuk menegakkan keadilan.

Puisi Taufiq Ismail
Puisi: Kemis Pagi
Karya: Taufiq Ismail

Biodata Taufiq Ismail:
  • Taufiq Ismail lahir pada tanggal 25 Juni 1935 di Bukittinggi, Sumatera Barat.
  • Taufiq Ismail adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.