Puisi: Silhuet (Karya Taufiq Ismail)

Puisi "Silhuet" karya Taufiq Ismail mengundang pembaca untuk merenung tentang kehidupan, kesendirian, dan keindahan di tengah kepedihan.
Silhuet

Gerimis telah menangis
Di atas bumi yang lelah
Angin jalanan yang panjang
Tak ada rumah. Kita tak berumah
Kita hanya bayang-bayang

Gerimis telah menangis
Di atas bumi yang letih
Di atas jasad yang pedih
Kita lapar. Kita amat lapar
Bayang-bayang yang lapar

Gerimis telah menangis
Di atas bumi yang sepi
Sehabis pawai genderang
Angin jalanan yang panjang
Menyusup-nyusup
Menusuk-nusuk
Bayang-bayang berjuta
Berjuta bayang-bayang

Di bawah bayangan pilar
Di bawah bayangan emas
Berjuta bayang-bayang
Menangisi gerimis
Menangisi gunung api
Kabut yang ungu
Membelai perlahan
Hutan-hutan
Di selatan.

Juli, 1965

Sumber: Tirani dan Benteng (1993)

Analisis Puisi:
Puisi "Silhuet" karya Taufiq Ismail adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan suasana melankolis dan kesendirian di tengah hiruk-pikuk kehidupan. Dalam analisis ini, kita akan mengeksplorasi berbagai aspek yang memperkaya pemahaman akan puisi ini.

Gambaran tentang Kehidupan yang Melankolis: Puisi ini membawa pembaca ke dalam suasana melankolis di mana gerimis menangis di atas bumi yang lelah dan jasad yang pedih. Penyair menggambarkan keadaan yang penuh dengan keletihan dan kepedihan, di mana tidak ada tempat yang benar-benar dirasa sebagai rumah.

Keterasingan dan Kelaparan Emosional: Melalui penggambaran angin jalanan yang panjang dan keadaan lapar yang amat dirasakan, puisi ini menyiratkan perasaan keterasingan dan kekosongan emosional. Manusia di dalamnya hanya menjadi bayang-bayang yang lapar, mencerminkan ketidakpuasan dan kehilangan dalam kehidupan.

Permainan dengan Metafora: Taufiq Ismail menggunakan metafora gerimis, angin, dan bayangan-bayangan untuk menggambarkan keadaan jiwa yang hampa dan hiruk-pikuk kehidupan yang tidak memberi pengertian yang jelas. Metafora ini memberikan dimensi yang lebih dalam pada puisi, mengundang pembaca untuk merenungkan makna di balik kata-kata.

Kesendirian di Tengah Keramaian: Meskipun dihantui oleh keramaian dan bayangan-bayangan berjuta, suasana sepi dan kesendirian tetap terasa dalam puisi ini. Penyair mengeksplorasi kontras antara keberadaan fisik dalam keramaian dan kesunyian batin yang menyelimuti.

Keindahan dalam Kesedihan: Meskipun penuh dengan gambaran melankolis, puisi ini juga menawarkan keindahan dalam kesedihan. Penyair mengekspresikan keindahan alam dalam menggambarkan gerimis, gunung api, dan kabut yang ungu, menciptakan gambaran yang mempesona meskipun melankolis.

Dengan demikian, puisi "Silhuet" karya Taufiq Ismail adalah sebuah puisi yang mengundang pembaca untuk merenung tentang kehidupan, kesendirian, dan keindahan di tengah kepedihan. Melalui gambaran yang kuat dan bahasa yang indah, puisi ini mengeksplorasi kompleksitas emosi manusia dan keadaan alam yang mencerminkan kehidupan itu sendiri.
Puisi Taufiq Ismail
Puisi: Silhuet
Karya: Taufiq Ismail

Biodata Taufiq Ismail:
  • Taufiq Ismail lahir pada tanggal 25 Juni 1935 di Bukittinggi, Sumatera Barat.
  • Taufiq Ismail adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.