Puisi: Ho Liang telah Pergi (Karya W.S. Rendra)

Puisi "Ho Liang telah Pergi" merenungkan perasaan kehilangan, keindahan alam, dan misteri kehidupan dan kematian. Melalui bahasa yang indah dan ...
Ho Liang telah Pergi

Teramat biru, Ho Liang!
Gelap dan sepi?

Teramat ringan, Ho Liang!
Melayang pergi.

Roh Ho Liang putih
burung undan terbang putih
tinggal ke mentari.

Apa panas di sana, Ho Liang?
Padang salju atau firdausi?
Engkau saja yang cerita, Ho Liang!
Jangan kemurungan tanah merah di sini!

Terkadang teramat singkat, Ho Liang.
Kita harus beri hati.

Kecantikan murung, bunga-bunga
tersia merebahi kuburnya.

Kupetik satu yang paling putih
kubawa pergi ke pesta.

Sumber: Siasat (November, 1954)

Analisis Puisi:

Puisi "Ho Liang telah Pergi" merupakan karya yang penuh dengan kesejukan, nostalgia, dan refleksi atas perpisahan.

Perpisahan yang Melankolis: Puisi ini menggambarkan suasana perpisahan dengan Ho Liang, yang disampaikan dengan nada melankolis dan merenung. Ho Liang digambarkan meninggalkan dunia ini, dan perpisahan tersebut membawa kesedihan yang mendalam bagi sang penyair.

Simbolisme Warna Biru: Warna biru digunakan untuk menggambarkan perasaan kesedihan dan kehilangan yang dirasakan oleh penyair akibat kepergian Ho Liang. Biru sering kali diasosiasikan dengan suasana yang suram dan sedih, serta kedamaian yang tenang. Dalam konteks puisi ini, warna biru menciptakan suasana nostalgia dan perasaan kehilangan.

Misteri Kepergian: Penyair mengeksplorasi misteri di balik kepergian Ho Liang. Dia bertanya-tanya tentang tempat tujuan Ho Liang setelah meninggalkan dunia ini, apakah itu tempat yang hangat seperti padang salju atau surgawi seperti firdausi. Pertanyaan-pertanyaan ini mencerminkan ketidakpastian dan kebingungan yang dirasakan oleh penyair atas kepergian Ho Liang.

Kelembutan dan Keindahan Alam: Penyair menggunakan gambaran alam seperti burung undan putih dan bunga-bunga yang merebahkan diri di kuburan untuk menggambarkan kelembutan dan keindahan di tengah perasaan kehilangan. Alam memberikan kedamaian dan kecantikan, bahkan di tengah-tengah kesedihan dan perpisahan.

Simbolisme Bunga Putih: Bunga putih yang dipetik oleh penyair dari kuburan Ho Liang dapat diinterpretasikan sebagai simbol kesucian, kedamaian, dan penghormatan terhadap kepergian. Tindakan penyair ini juga menunjukkan bahwa meskipun Ho Liang telah pergi, kenangan dan penghargaan akan tetap hidup dalam hati penyair.

Kontemplasi tentang Kehidupan dan Kematian: Puisi ini juga mengundang pembaca untuk merenung tentang makna kehidupan dan kematian. Melalui kepergian Ho Liang, penyair mempertanyakan arti eksistensi manusia dan takdir setelah kematian.

Dengan demikian, puisi "Ho Liang telah Pergi" adalah sebuah puisi yang merenungkan perasaan kehilangan, keindahan alam, dan misteri kehidupan dan kematian. Melalui bahasa yang indah dan simbolisme yang kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan arti dan makna dari perpisahan dan kehidupan itu sendiri.

Puisi W.S. Rendra
Puisi: Ho Liang telah Pergi
Karya: W.S. Rendra

Biodata W.S. Rendra:
  • W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
  • W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.