Puisi: Nyanyi Bunda yang Manis (Karya W.S. Rendra)

Puisi "Nyanyi Bunda yang Manis" mempersembahkan penghormatan kepada kekuatan cinta seorang ibu, sementara juga merenungkan perjalanan hidup dan ....
Nyanyi Bunda yang Manis

Kalau putraku datang
ia datang bersama bulan
kerna warna jingga dan terang
adalah warna buah di badan.

Wahai, telor madu dan bulan!
Perut langit dapat sarapan!

Ia telah berjalan jauh sekali
dan kakinya tak henti-henti
menapak di bumi hatiku.
Ah, betapa jauh kembara burungku!

Sumber angin mana dicarinya?
Sainganku bunda yang mana?
Kuda jantan dengan kuku-kuku runcing ia!
Angin tak putus dahaga ia!

Putra-putra langit yang putih pun pergi kembara.
Dan lelaki selalu pergi ninggalkan Tanya.

Tanah yang dibajak dan diinjak adalah hati bunda
makin hari makin parah tapi makin subur ia.
Hati bunda adalah belantara yang rela terbuka.
Bagai bapaknya ia!
Pergi dan tak terduga.
Wahai, buah tubuh yang dulu kulahirkan
adalah sekapal duri yang manis dan jelita!

Sumber: Empat Kumpulan Sajak (1961)

Analisis Puisi:

Puisi "Nyanyi Bunda yang Manis" karya W.S. Rendra adalah sebuah ungkapan yang indah tentang hubungan antara seorang ibu dan anaknya, serta perjalanan hidup yang penuh dengan perpisahan dan pertumbuhan.

Hubungan Antara Ibu dan Anak: Puisi ini menggambarkan kedatangan putra ibu sebagai sebuah momen yang penuh makna. Kedatangan putra tersebut dikaitkan dengan kehadiran bulan dan warna-warni buah, menggambarkan keajaiban dan keindahan ciptaan alam.

Perjalanan Hidup: Perjalanan panjang yang dilalui oleh putra tersebut menjadi metafora bagi perjalanan hidup manusia. Meskipun telah berjalan jauh dan melewati berbagai rintangan, putra tersebut tetap mencari sumber kebijaksanaan dan kebenaran.

Rintangan dan Pertanyaan: Meskipun telah berjalan jauh, putra tersebut masih mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang menggelitik hatinya. Ia terus bertanya dan mencari, seperti halnya manusia yang selalu mencari makna dan tujuan hidupnya.

Kebesaran Hati Seorang Ibu: Meskipun tanah hati ibu telah dibajak dan diinjak-injak, ia tetap subur dan rela terbuka. Ini adalah gambaran tentang kebesaran hati seorang ibu yang selalu siap menerima dan mencintai anaknya, meskipun menghadapi berbagai kesulitan dan penderitaan.

Keindahan dan Kehidupan: Puisi ini menampilkan keindahan dalam pengorbanan dan cinta seorang ibu. Meskipun hidup penuh dengan duri dan kesulitan, kehidupan tetap dipandang sebagai sesuatu yang manis dan jelita, seperti sekapal duri yang mengandung kehidupan yang berharga.

Dengan demikian, puisi "Nyanyi Bunda yang Manis" adalah sebuah puisi yang mempersembahkan penghormatan kepada kekuatan cinta seorang ibu, sementara juga merenungkan perjalanan hidup dan keajaiban alam. Puisi ini menggambarkan keindahan dalam pengorbanan dan kesetiaan, serta keabadian dalam ikatan antara seorang ibu dan anaknya.

Puisi W.S. Rendra
Puisi: Nyanyi Bunda yang Manis
Karya: W.S. Rendra

Biodata W.S. Rendra:
  • W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
  • W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.