Puisi: Bunga Randu Alas (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi "Bunga Randu Alas" karya Sapardi Djoko Damono penuh dengan simbolisme dan imaji alam. Melalui perpaduan antara elemen alam seperti bunga ....
Bunga Randu Alas


Bunga randu alas itu telah merekah, dan angin kemarau yang malam hari suka jadi sejuk sering lewat di
sana. "Kenapa selalu terbayang bara sisa ketika kutatap bunga itu," kata angin yang diam-diam terlanjur telah mencintainya. "Kenapa bukan warna subuh, atau setidaknya batu delima, atau apa saja asal bukan bara sisa."

Pohon randu alas itu menjulang di kuburan samping rumah kami; setiap kemarau bunga-bunganya yang
merah suka melengking, bahkan sampai larut malam. Angin, yang sering terjepit di antara batang bambu, telah jatuh cinta padanya - hanya Tuhan yang tahu kenapa jadi begitu.

Angin itu jugalah yang bersijingkat mengantar lengking bunga itu sampai ke sudut-sudut paling jauh dalam tidur nyenyakku. Dalam lengking bunga itulah tersirat lirih suaranya sendiri, "Mengapa bara sisa yang terbayang, dan buka kobaran api?"


Sumber: Ayat-Ayat Api (2000)

Analisis Puisi:
Puisi "Bunga Randu Alas" karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah karya yang penuh dengan simbolisme dan imaji alam. Melalui perpaduan antara elemen alam seperti bunga randu, angin kemarau, dan pohon randu, penyair menggambarkan perasaan cinta yang kompleks dan membingungkan.

Simbolisme Bunga Randu Alas: Bunga randu alas menjadi simbol utama dalam puisi ini. Mereka merekah di tengah angin kemarau yang kadang-kadang menyebabkan udara malam menjadi sejuk. Penyair mengungkapkan perasaan terkait bunga ini melalui kata-kata angin, yang memiliki rasa cinta terhadap bunga tersebut. Bunga randu alas mewakili keindahan alam dan daya tarik yang mampu menginspirasi perasaan cinta.

Kontras dan Konflik Perasaan: Dalam puisi ini, terdapat kontras antara gambaran bunga yang indah dan cinta yang mendalam, dengan "bara sisa" yang terbayang saat melihat bunga tersebut. "Bara sisa" mungkin mengacu pada api yang menyala-nyala dan meninggalkan bara ketika padam. Ini dapat diartikan sebagai simbol dari cinta yang telah membara dan menyisakan perasaan yang masih hangat, meskipun cinta itu sudah berakhir. Konflik perasaan ini menciptakan ketegangan emosional dalam puisi.

Simbolisme Angin Kemarau dan Pohon Randu: Angin kemarau menjadi saksi bisu dari cinta antara angin dan bunga randu alas. Angin mengalami perasaan cinta yang diam-diam, dan penyair mengungkapkan bahwa bahkan Tuhan saja yang tahu mengapa hal ini terjadi. Pohon randu alas, yang tumbuh di kuburan di samping rumah penyair, memiliki peran sebagai pengawas dan penyaksinya cinta yang terjadi di sekitarnya.

Lengking Bunga dan Suara Angin: Puisi ini menciptakan gambaran lengking bunga yang terdengar sepanjang malam dan membawa suara angin ke sudut-sudut jauh tidur penyair. Suara ini mengandung rahasia perasaan angin terhadap bunga dan mengungkapkan pertanyaan mengapa "bara sisa" terus menghantui pikiran penyair.

Puisi "Bunga Randu Alas" karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah karya yang penuh dengan simbolisme alam dan perasaan cinta yang kompleks. Melalui gambaran bunga randu alas, angin kemarau, dan pohon randu, penyair menggambarkan konflik perasaan dan pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam hubungan cinta. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kompleksitas cinta dan pengaruh alam terhadap perasaan manusia.

Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Bunga Randu Alas
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.
© Sepenuhnya. All rights reserved.