Puisi: Koma (Karya Joko Pinurbo)

Puisi "Koma" karya Joko Pinurbo menggambarkan perjuangan seorang penulis dalam menaklukkan hambatan dan rintangan dalam proses menulis.
Koma

Menjelang dinihari pengarang itu mati. Kepalanya
terkulai di atas meja, batuknya serasa masih
menggema, sementara rokok yang belum habis
dihisapnya masih menyala di atas asbak. Tubuhnya
babak belur sehabis semalaman duel seru melawan
komplotan kata: duel satu lawan satu maupun satu
lawan dua, lima, sepuluh, pokoknya banyak. Di layar
komputernya tertera tulisan: Kutunggu lagi kalian
besok malam. Boleh satu lawan satu, boleh keroyokan.

Besoknya ia datang lagi ke gelanggang. Ia pikir malam
itu ia akan berhadapan dengan komplotan kata yang
lebih tangguh. Ternyata cuma ditantang sebuah koma
yang berani-beraninya muncul sendirian. Ah, itu sih
kecil. Sekali pukul saja pasti terpental.

Ia salah duga. Koma ternyata sangat perkasa. Sudah
bertarung semalam suntuk, belum juga ia takluk. Malah
makin mbeling saja. Bukan main cerdiknya. "Belajar
silat di mana, dik? Di sekolah ya?" tanya pengarang.
"Ah, tidak. Saya otodidak saja," jawab koma.

Antara mabuk dan mengantuk, pengarang berusaha
keras mengeluarkan jurus-jurus jitu untuk
melumpuhkan koma. Sebab hanya yang mampu
menguasai koma yang layak menyebut diri jagoan.
Dan tahukah, pengarang, koma pula yang setia
menungguimu saat kau mati menjelang dinihari?

Ketika pengarang terbangun dari mati, koma memberi
kabar bahwa judul sedang sakit sehingga tidak bisa
datang. "Dia memang tidak tahan banting. Manja,"
ujarnya. "Lantas siapa yang menggantikannya?"
timpal pengarang. "Saya!" kata koma.

2003

Analisis Puisi:

Puisi "Koma" karya Joko Pinurbo adalah sebuah karya yang menggambarkan perjuangan seorang penulis dalam menaklukkan hambatan dan rintangan dalam proses menulis. Melalui gambaran perang metaforis antara pengarang dan koma, penyair menyampaikan pesan yang dalam tentang keterlibatan dan keteguhan dalam proses kreatif.

Metafora Perang Melawan Komplotan Kata: Dalam puisi ini, pengarang digambarkan sedang berperang melawan "komplotan kata". Kata-kata di sini mewakili hambatan, rintangan, dan tantangan yang dihadapi oleh seorang penulis dalam mengekspresikan ide dan pemikiran mereka. Perang melawan komplotan kata ini digambarkan sebagai sebuah duel yang sengit, di mana pengarang harus melawan banyak kata-kata yang menghadang dengan kecerdasan dan keteguhan.

Koma sebagai Hambatan Tak Terduga: Di tengah perjuangan pengarang melawan komplotan kata, muncullah koma sebagai sebuah hambatan tak terduga. Koma di sini bisa dimaknai sebagai hambatan fisik (misalnya, gangguan kesehatan) atau bahkan hambatan psikologis (misalnya, kelelahan atau kebosanan). Meskipun terlihat kecil dan sepele, koma ternyata sangat perkasa dan sulit untuk ditaklukkan, menggambarkan betapa sulitnya menghadapi hambatan yang muncul di tengah proses kreatif.

Pesan tentang Keteguhan dan Keterlibatan dalam Proses Kreatif: Melalui gambaran perjuangan pengarang melawan komplotan kata dan koma, Joko Pinurbo menyampaikan pesan yang mendalam tentang pentingnya keteguhan dan keterlibatan dalam proses kreatif. Proses menulis seringkali tidaklah mudah dan bisa dihadapkan dengan berbagai rintangan dan hambatan. Namun, dengan ketekunan dan tekad yang kuat, seorang penulis dapat mengatasi segala rintangan dan melahirkan karya yang berarti.

Puisi "Koma" adalah sebuah karya yang menggambarkan perjuangan seorang penulis dalam menghadapi rintangan dan hambatan dalam proses kreatif. Melalui metafora perang melawan komplotan kata dan koma, penyair menyampaikan pesan yang mendalam tentang keteguhan, keterlibatan, dan keberanian dalam mengekspresikan diri melalui tulisan. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang proses kreatif dan tantangan yang mungkin dihadapi dalam perjalanan menuju penciptaan karya yang bermakna.

Puisi Koma
Puisi: Koma
Karya: Joko Pinurbo
© Sepenuhnya. All rights reserved.