Puisi: Sembahyang Malam (Karya Acep Zamzam Noor)

Puisi "Sembahyang Malam" karya Acep Zamzam Noor penuh dengan perasaan cinta, kerinduan, dan spiritualitas. Puisi ini merangkum berbagai tema dan ...
Sembahyang Malam


Antara gelap dan terang
Cahaya gemerlap dan lampu yang lelap
Padamkan saja!
Kamar ini biarkan jadi malam seterusnya
Untuk pertemuan

Pertemuan antara Kau dan aku
Antara aku dan Kekasihku
Gelap!
Lelap!
Dalam sujud malam ini
Kita berpeluk dalam kerinduan
Tubuhku menggigil dan gemetaran

Kekasihku, tidurkah aku mimpikah aku?
Dekatlah selalu di sampingku
Mana tangan-Mu?
Tolong rabalah ini luka-lukaku
Dekatlah selalu dan dekaplah erat-erat aku!
Dalam gelap dalam syahdu malam begini
Cinta-Kasih-Mu menyala di ini hati.


1980

Sumber: Tamparlah Mukaku (1982)

Analisis Puisi:
Puisi "Sembahyang Malam" karya Acep Zamzam Noor adalah karya yang penuh dengan perasaan cinta, kerinduan, dan spiritualitas. Puisi ini merangkum berbagai tema dan elemen yang menarik untuk dianalisis.

Kontras Cahaya dan Gelap: Puisi ini dimulai dengan kontras antara gelap dan terang, yang menciptakan perasaan penantian yang intens. Ketika lampu padam dan kamar menjadi gelap, penantian untuk pertemuan dengan Kekasih semakin mendalam. Ini menciptakan suasana misteri dan romantisme.

Tema Pertemuan: Tema utama puisi ini adalah pertemuan antara narator (aku) dan Kekasihnya. Pertemuan ini diharapkan dan dinantikan dengan penuh kerinduan. Puisi ini menciptakan perasaan dekatnya hubungan spiritual antara manusia dan Tuhan.

Simbolisme Gelap: Gelap dalam puisi ini dapat diinterpretasikan sebagai metafora untuk ketidaktahuan, penantian, atau ketidakpastian. Gelap menciptakan ruang untuk pertemuan spiritual dan pengalaman penuh makna.

Rasa Kerinduan: Puisi ini menciptakan perasaan kerinduan yang mendalam. Narator merindukan kehadiran Kekasihnya dan mencari kebahagiaan dalam pertemuan spiritual. Penggunaan kata-kata seperti "Dekatlah selalu di sampingku," dan "dekaplah erat-erat aku" menciptakan suasana kasih sayang dan kebersamaan.

Pertanyaan Retoris: Puisi ini mengandung pertanyaan-pertanyaan retoris seperti "Tidurkah aku mimpikah aku?" yang menciptakan interaksi antara narator dan Kekasihnya, meskipun dalam bentuk pertanyaan dalam diri.

Pengalaman Spiritual: Puisi ini menciptakan pengalaman spiritual yang mendalam, terutama dalam bagian akhir. Cinta dan kasih Tuhan digambarkan sebagai cahaya yang menyala di dalam hati narator, menciptakan rasa syahdu dan kehadiran Ilahi.

Puisi "Sembahyang Malam" adalah sebuah karya yang menggabungkan elemen-elemen cinta, kerinduan, dan spiritualitas. Melalui penggunaan gambaran gelap dan terang, puisi ini menciptakan suasana penantian dan pertemuan yang penuh makna antara narator dan Kekasihnya, yang pada akhirnya merujuk kepada pertemuan spiritual dan pengalaman kehadiran Ilahi.

Acep Zamzam Noor
Puisi: Sembahyang Malam
Karya: Acep Zamzam Noor

Biodata Acep Zamzam Noor:
  • Acep Zamzam Noor (Muhammad Zamzam Noor Ilyas) lahir pada tanggal 28 Februari 1960 di Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia.
  • Ia adalah salah satu sastrawan yang juga aktif melukis dan berpameran.
© Sepenuhnya. All rights reserved.