Sumber: Refrein di Sudut Dam (2003)
Analisis Puisi:
Puisi "Refrein di Sudut Dam" karya D. Zawawi Imron menggambarkan perjalanan emosional dan refleksi mendalam seorang individu yang berada di Amsterdam, sebuah kota yang secara simbolis dianggap sebagai terminal antara masa lalu dan masa depan. Melalui bahasa yang penuh simbolisme dan imaji, puisi ini mengeksplorasi tema nostalgia, identitas, dan pencarian makna.
Makna dan Simbolisme
- Amsterdam sebagai Terminal: "Amsterdam bagiku / memang sebuah terminal / dengan detik-detik yang terasa mahal" menggambarkan Amsterdam sebagai titik persimpangan, tempat di mana waktu dan pengalaman masa lalu bertemu dengan harapan dan kemungkinan masa depan. Terminal di sini melambangkan fase transisi dalam hidup, di mana individu merenung dan mengevaluasi perjalanan mereka.
- Konflik Waktu dan Cermin: "Matahari yang juga mata waktu / mendesakku menjadi kaca menggala / Untuk menerjemahkan cahayanya / menjadi api dan nyala" menunjukkan ketegangan antara waktu dan identitas. Matahari, sebagai metafora waktu, mendorong individu untuk mencari makna dan tujuan hidup. Penggunaan cermin menggambarkan refleksi dan pencarian jati diri, sementara "api dan nyala" mencerminkan semangat dan energi yang harus ditemukan dalam proses tersebut.
- Kehidupan dan Keberagaman di Amsterdam: "Di udara menari kapak, senapan, sapu / biola, gendang dan sejenis debu" menggambarkan keberagaman dan hiruk-pikuk kehidupan kota Amsterdam. Berbagai elemen ini mencerminkan pertemuan berbagai budaya, sejarah, dan pengalaman yang membentuk lanskap emosional dan sosial kota tersebut. Kontras antara "kapak" dan "biola" menunjukkan ketegangan antara kekerasan dan keindahan dalam lingkungan tersebut.
- Penerimaan dan Cinta: "Ibu dan kampungku selaksa kilometer jauhnya / tapi terasa berbatas tabir saja / Segenap keasingan akan lebur / dengan menyemai cinta ke hati salju" mencerminkan perasaan kerinduan dan jarak dari rumah. Meskipun fisik terpisah dari kampung halaman, cinta dan kenangan memungkinkan individu untuk mengatasi rasa asing dan membangun kembali rasa keterhubungan dengan masa lalu mereka.
- Nostalgia dan Identitas: "Terbayang pohon pinang dekat sumur dulu tempatku mandi / menyuruhku jangan sembunyi" menandakan nostalgia terhadap masa lalu dan tempat asal. Pohon pinang dan sumur melambangkan kenangan yang mendalam dan keinginan untuk tetap terhubung dengan akar dan identitas asli meskipun berada di tempat yang jauh dan asing.
Tema dan Refleksi
- Perjalanan Emosional: Puisi ini menyampaikan perjalanan emosional yang dialami seseorang di tempat yang asing. Amsterdam sebagai terminal mewakili titik refleksi di mana individu berusaha untuk memahami diri mereka dan masa lalu mereka. Tema perjalanan dan transisi menekankan pentingnya waktu dan pengalaman dalam membentuk identitas.
- Nostalgia dan Keberagaman: Konflik antara nostalgia terhadap kampung halaman dan keberagaman budaya di Amsterdam menciptakan latar yang kompleks. Melalui simbolisme dan imagery, puisi ini menekankan bagaimana pengalaman di lingkungan baru dapat memicu perasaan nostalgia dan refleksi pribadi yang mendalam.
- Identitas dan Penerimaan: Puisi ini menggambarkan pencarian identitas dan penerimaan diri dalam konteks budaya dan sejarah yang berbeda. Penggunaan simbol seperti cermin, matahari, dan pohon pinang menunjukkan bagaimana individu berusaha untuk memahami dan menerima bagian-bagian dari diri mereka yang terhubung dengan masa lalu.
Puisi "Refrein di Sudut Dam" karya D. Zawawi Imron adalah puisi yang kaya dengan simbolisme dan imaji, mengeksplorasi tema perjalanan emosional, nostalgia, dan pencarian identitas. Amsterdam sebagai terminal menggambarkan pertemuan antara masa lalu dan masa depan, di mana individu merenung dan mencari makna di tengah keberagaman dan keasingan. Melalui puisi ini, Zawawi berhasil menciptakan refleksi mendalam tentang bagaimana pengalaman hidup, tempat, dan kenangan membentuk identitas dan hubungan kita dengan dunia di sekitar kita.

Puisi: Refrein di Sudut Dam
Karya: D. Zawawi Imron
Biodata D. Zawawi Imron:
- D. Zawawi Imron lahir pada tanggal 1 Januari 1945 di desa Batang-batang, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.