Puisi: Kisah (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi "Kisah" karya Sapardi Djoko Damono menghadirkan nuansa perpisahan, pelupaan, dan keabadian melalui simbolisme yang kaya dan gambaran ...
Kisah


Kau pergi, sehabis menutup pintu pagar sambil sekilas menoleh namamu sendiri yang tercetak di plat alumunium itu. Hari itu musim hujan yang panjang dan sejak itu mereka tak pernah melihatmu lagi.

Sehabis penghujan reda, plat nama itu ditumbuhi lumut sehingga tak bisa terbaca lagi.

Hari ini seorang yang mirip denganmu nampak berhenti di depan pintu pagar rumahmu, seperti mencari sesuatu. Ia bersihkan lumut dari plat itu, lalu dibacanya namamu nyaring-nyaring.

Kemudian ia berkisah padaku tentang pengembaraanmu.


Sumber: Perahu Kertas (1982)

Analisis Puisi:
Puisi "Kisah" karya Sapardi Djoko Damono merupakan karya sastra yang menggambarkan kepergian seseorang dan perjalanan hidupnya. Dalam puisi ini, penyair menggunakan gambaran tentang nama yang tercetak di plat alumunium sebagai simbol perpisahan dan keabadian. Selain itu, puisi ini mengeksplorasi tema tentang pelupaan dan ingatan, serta bagaimana kisah hidup seseorang bisa diceritakan ulang oleh orang lain.

Struktur dan Gaya Bahasa

  1. Imaji dan Simbolisme: Puisi ini menggunakan imaji yang kuat, seperti pintu pagar, plat alumunium, lumut, dan musim hujan, untuk menciptakan citra-citra yang melambangkan perjalanan hidup, kepergian, dan pelupaan.
  2. Dialog dan Narasi: Penyair menggunakan unsur dialog dalam puisi ini, di mana seseorang yang mirip dengan orang yang pergi bercerita kepada penyair tentang pengembaraan orang yang pergi itu. Ini menciptakan suatu bentuk narasi dalam puisi.
  3. Pemilihan Kata yang Efektif: Pemilihan kata yang efektif, seperti "sehabis penghujan reda" dan "plat nama itu ditumbuhi lumut sehingga tak bisa terbaca lagi," memberikan nuansa perubahan dan pelupaan seiring berjalannya waktu.

Tema Utama

  1. Perpisahan: Puisi ini mengeksplorasi tema perpisahan yang penuh rasa kehilangan. Nama yang tercetak di plat alumunium menjadi simbol kehadiran yang pergi, dan pertumbuhan lumut melambangkan pelupaan seiring berjalannya waktu.
  2. Pengembaraan dan Kebangkitan Kisah: Kisah hidup seseorang yang telah pergi menjadi bahan bercerita bagi orang lain yang mengingatnya. Pengembaraan itu tidak hanya fisik, tetapi juga berupa perjalanan ingatan dan kisah yang bisa dibangkitkan kembali.
  3. Pencarian dan Keterhubungan: Orang yang mirip dengan yang pergi terlihat mencari sesuatu di depan pintu rumah yang dulu dimiliki oleh orang tersebut. Hal ini menciptakan tema pencarian dan keterhubungan, menggambarkan betapa kita terus mencari makna dan jejak orang yang pernah berada di hidup kita.

Makna

  1. Abadi dalam Kenangan: Plat alumunium dengan nama yang tercetak menjadi simbol kenangan yang abadi. Meskipun lumut menyelimuti dan pelupaannya terjadi, namun cerita hidupnya tidak sepenuhnya hilang dan tetap abadi dalam ingatan.
  2. Kisah Hidup yang Dikisahkan Ulang: Ketika seseorang yang mirip dengan yang pergi muncul, ia membuka kembali kisah hidup orang tersebut. Hal ini mencerminkan bagaimana sebuah kisah hidup dapat diceritakan ulang oleh orang lain, sehingga keberadaannya terus dikenang.
  3. Keabadian dalam Pencarian: Pencarian seseorang yang mirip dengan yang pergi menciptakan dimensi keabadian. Meskipun orang tersebut telah pergi, jejaknya tetap ada dalam upaya pencarian dan pengenalan kembali akan kisah hidupnya.
Puisi "Kisah" karya Sapardi Djoko Damono menghadirkan nuansa perpisahan, pelupaan, dan keabadian melalui simbolisme yang kaya dan gambaran-gambaran yang indah. Puisi ini memperlihatkan kekuatan kenangan dan bagaimana kisah hidup seseorang bisa tetap hidup melalui orang lain yang meneruskannya.

Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Kisah
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.
© Sepenuhnya. All rights reserved.