Puisi: Dengan Kasih Sayang (Karya W.S. Rendra)

Puisi "Dengan Kasih Sayang" karya W.S. Rendra mengangkat tema-tema kemanusiaan, perdamaian, dan penolakan terhadap kekerasan.
Dengan Kasih Sayang

Dengan kasih sayang
kita simpan bedil dan kelewang
punahlah gairah pada darah.

Jangan!
Jangan dibunuh para lintah darat
ciumlah mesra anak jadah tak berayah
dan sumbatkan jarimu pada mulut peletupan
kerna darah para bajak dan perompak
akan mudah mendidih oleh pelor.
Mereka bukan tapir atau badak
hatinya pun berurusan cinta kasih
seperti jendela-jendela terbuka bagi angin sejuk!

Kita yang sering kehabisan cinta untuk mereka
cuma membenci yang nampak rompak.
Hati tak bisa berpelukan dengan hati mereka.
Terlampau terbatas pada lahiriah masing pihak.
Lahiriah yang terlalu banyak meminta!

Terhadap sajak yang paling utopis
bacalah dengan senyuman yang sabar.

Jangan dibenci kaum pembunuh.
Jangan biarkan anak bayi mati sendiri.
Kere-kere jangan mengemis lagi.
Dan terhadap penjahat yang paling laknat
pandanglah dari jendela hati yang bersih.

Sumber: Empat Kumpulan Sajak (1961)

Analisis Puisi:
Puisi "Dengan Kasih Sayang" karya W.S. Rendra adalah sebuah karya sastra yang penuh dengan pesan sosial dan kemanusiaan. Puisi ini membahas tema-tema seperti perdamaian, belas kasihan, dan penolakan terhadap kekerasan.

Kasih Sayang Sebagai Alternatif Kekerasan: Puisi ini mengeksplorasi gagasan bahwa kasih sayang dan empati adalah jalan yang lebih baik daripada kekerasan. Penyair mengatakan bahwa dengan kasih sayang, kita dapat menyimpan senjata ("bedil dan kelewang") dan menghilangkan "gairah pada darah." Ini adalah panggilan untuk menemukan cara-cara damai dalam menyelesaikan konflik daripada menggunakan kekerasan.

Penolakan Terhadap Pembunuhan dan Kekerasan: Puisi ini dengan tegas menolak tindakan kekerasan, bahkan terhadap para penjahat atau "lintah darat." Penyair mendorong untuk tidak membunuh mereka, melainkan mencoba untuk memahami dan menghadapi mereka dengan kasih sayang. Ini adalah pesan yang kuat tentang pentingnya menolak tindakan kekerasan dalam masyarakat.

Belas Kasihan Terhadap Orang yang Terpinggirkan: Penyair mengingatkan kita untuk menyayangi dan merangkul orang-orang yang terpinggirkan, seperti "anak jadah tak berayah." Ini adalah panggilan untuk merangkul mereka dengan kasih sayang dan memberikan dukungan kepada mereka yang membutuhkan.

Menciptakan Perdamaian: Puisi ini menyiratkan bahwa dengan berhenti menggunakan kekerasan dan dengan membuka hati kita untuk kasih sayang dan empati, kita dapat menciptakan perdamaian dalam masyarakat. Penyair menciptakan gambaran bahwa hati yang bersih adalah jendela yang terbuka bagi perdamaian.

Penerimaan Terhadap Orang Lain: Penyair mengajak kita untuk tidak membenci atau menghakimi orang-orang yang kita anggap sebagai "pembunuh" atau "penjahat." Alih-alih, dia mengajak kita untuk melihat dari sudut pandang yang lebih baik dan memandang mereka dengan hati yang bersih dan terbuka.

Pesan Sosial yang Kuat: Puisi ini membawa pesan sosial yang kuat tentang pentingnya belas kasihan, perdamaian, dan penolakan terhadap kekerasan. Ini adalah sebuah panggilan untuk berpikir ulang tentang cara kita berinteraksi dengan sesama manusia dan bagaimana kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih baik.

Bahasa yang Simpel: Seperti banyak karya W.S. Rendra, puisi ini menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti. Meskipun bahasanya sederhana, pesannya sangat kuat dan mempengaruhi.

Secara keseluruhan, puisi "Dengan Kasih Sayang" adalah sebuah karya sastra yang mengangkat tema-tema kemanusiaan, perdamaian, dan penolakan terhadap kekerasan. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan pentingnya kasih sayang, empati, dan belas kasihan dalam membentuk masyarakat yang lebih baik.

Puisi W.S. Rendra
Puisi: Dengan Kasih Sayang
Karya: W.S. Rendra

Biodata W.S. Rendra:
  • W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
  • W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.