Puisi: Revolusi (Karya Aldian Aripin)

Puisi "Revolusi" karya Aldian Aripin menggambarkan revolusi sebagai suatu fenomena manusia dan rakyat, penyair mengajak pembaca untuk merenungkan ....
Revolusi


Revolusi kita adalah revolusi manusia
Yang bergerak ke segala arah
Siapa yang alpa
Tersisih dari sejarah.

Revolusi kita adalah revolusi rakyat
Yang menegakkan kebenaran, menuntut keadilan
Siapa yang khianat
Tahanlah ujung peluru!

Revolusi kita adalah proses sejarah
Yang membentuk hablur dan kristal
Siapa yang menyerah
Selamat tinggal!

1966

Analisis Puisi:
Puisi "Revolusi" karya Aldian Aripin adalah karya yang penuh semangat dan mencerminkan suara perlawanan. Dengan menggambarkan revolusi sebagai suatu fenomena manusia dan rakyat, penyair mengajak pembaca untuk merenungkan tentang perubahan sosial, kebenaran, dan keadilan.

Revolusi Manusia dan Multidireksional: Penyair membuka puisi dengan menyatakan, "Revolusi kita adalah revolusi manusia / Yang bergerak ke segala arah." Ungkapan ini menyoroti bahwa revolusi tidak hanya bersifat satu arah atau satu dimensi, melainkan multidireksional. Manusia sebagai subjek revolusi bergerak dalam berbagai arah, menciptakan perubahan yang kompleks dan beragam.

Penekanan pada Sejarah dan Partisipasi: Puisi menekankan pentingnya tidak menjadi alpa dan tidak tersisih dari sejarah. Dengan menyatakan, "Siapa yang alpa / Tersisih dari sejarah," penyair menyoroti betapa pentingnya partisipasi aktif dalam perubahan sosial. Revolusi disajikan sebagai proses yang melibatkan semua pihak, dan ketidakpedulian dapat menyebabkan keterpinggiran.

Revolusi Rakyat dan Tuntutan Keadilan: Puisi menggambarkan revolusi sebagai revolusi rakyat yang menegakkan kebenaran dan menuntut keadilan. Ungkapan, "Yang menegakkan kebenaran, menuntut keadilan," mencerminkan aspirasi untuk sebuah tatanan sosial yang adil dan berdasarkan kebenaran. Puisi ini mengeksplorasi revolusi sebagai bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan dan penindasan.

Hak untuk Memerangi Khianat: Dalam suasana revolusi, penyair menegaskan bahwa siapa pun yang khianat harus tahan ujung peluru. Ini menunjukkan keberanian dan tekad untuk melawan pengkhianatan terhadap cita-cita revolusi. Puisi ini menempatkan revolusi sebagai suatu perjuangan yang memerlukan pengorbanan dan keteguhan.

Proses Sejarah dan Pertarungan Berlanjut: Penyair menyajikan revolusi sebagai suatu proses sejarah yang terus berlanjut. Dengan menyatakan, "Revolusi kita adalah proses sejarah," puisi ini menggambarkan revolusi sebagai perjalanan panjang yang membentuk dan mengubah pola sejarah. Hablur dan kristal yang disebutkan menciptakan gambaran tentang evolusi dan pembentukan yang terjadi selama proses ini.

Penolakan Menyerah dan Perpisahan bagi yang Menyerah: Puisi menegaskan penolakan terhadap sikap menyerah dalam revolusi. Ungkapan, "Siapa yang menyerah / Selamat tinggal!" menyiratkan bahwa revolusi memerlukan keteguhan dan keberanian untuk terus melangkah, sementara mereka yang menyerah harus meninggalkan perjuangan.

Secara keseluruhan, "Revolusi" karya Aldian Aripin adalah sebuah karya yang menggambarkan semangat perlawanan dan tekad untuk menciptakan perubahan yang positif dalam masyarakat. Puisi ini membangkitkan kesadaran akan pentingnya partisipasi aktif dalam perjalanan sejarah dan menantang pembaca untuk terus berjuang demi kebenaran dan keadilan.

"Puisi: Revolusi (Karya Aldian Aripin)"
Puisi: Revolusi
Karya: Aldian Aripin
© Sepenuhnya. All rights reserved.