Puisi: Teleskop (Karya Goenawan Mohamad)

Puisi "Teleskop" karya Goenawan Mohamad menggambarkan perasaan seseorang yang memandang dari kejauhan dan merenungkan hubungan mereka dengan ....
Teleskop


Ia memandangimu dari jauh: sebuah teleskop tua, yang tak akan kelihatan,
seseorang yang sedikit sok-tahu tapi maklum: pejalan cahaya yang sebenarnya takut
menyentuhmu.

Itu sebabnya, nak, pada suatu sore, ia bertekad pergi ke pohon tumbang itu, tempat
kau pada suatu hari duduk. Tak ada jejak di sana. Mungkin tubuhmu selamanya tak
menginjak bumi: seperti capung dengan mata yang tak tampak dan sayap yang
bergetar berulang kali.
Ia tahu tanganmu menanting jam. Berkeringat. Tapi ia tak akan berani menghambur
ke depan menawarkan akhir yang lain. Ia hanya akan kembali memandangimu dari
jarak yang tak tentu. Merasa makin tua, merasa makin jauh, dalam ruang yang
memuai, meskipun ia tetap sisipkan teleskop itu di saku jaketnya.

Sebenarnya sejak tahun itu, sejak ia melihatmu terdiam di depan
pintu itu, ia sudah ingin berkata: Lihat, aku tak menguntitmu. Tapi ia tak pernah yakin
kepada siapa ia berkata. Ia cuma yakin suaranya tak mengejutkan. Hanya jam itu, di
tanganmu, yang selamanya mengejutkan.


2009

Sumber: Gandari (2013)

Analisis Puisi:
Puisi "Teleskop" karya Goenawan Mohamad adalah karya sastra yang penuh dengan makna dan gambaran yang mendalam. Dalam puisi ini, penulis menggambarkan perasaan seseorang yang memandang dari kejauhan dan merenungkan hubungan mereka dengan subjek puisi.

Tema Keterpisahan: Puisi ini menggambarkan tema keterpisahan dan ketidakmampuan untuk mendekati subjek puisi secara langsung. Penulis menggunakan gambaran seorang yang memandang dengan teleskop dari kejauhan untuk menekankan perasaan keterpisahan ini.

Gambaran Teleskop: Teleskop digunakan sebagai metafora untuk perasaan yang terjalin dalam puisi. Teleskop adalah alat yang memungkinkan pengamat untuk melihat dengan jelas dari kejauhan, tetapi tetap menjaga jarak. Ini menggambarkan perasaan ketakutan atau ketidakmampuan untuk mendekati subjek secara langsung.

Keberanian dan Ketidakpastian: Pada akhir puisi, penulis mencoba untuk mengekspresikan keinginan untuk berbicara kepada subjek puisi dan mengungkapkan perasaan yang sebenarnya. Namun, penulis juga merasa ragu-ragu dan tidak yakin kepada siapa ia seharusnya berbicara. Ini menciptakan konflik emosional yang kuat dalam puisi.

Makna Jam: Jam yang dipegang oleh subjek puisi memiliki makna yang mendalam dalam puisi ini. Jam tersebut bisa menjadi simbol waktu dan bagaimana waktu terus berjalan, tetapi juga dapat menggambarkan bagaimana jam tersebut memiliki dampak yang signifikan pada penulis dan perasaannya.

Perasaan Jauh dan Tua: Puisi ini menggambarkan perasaan jauh dan tua, serta perasaan menjadi semakin tua dan menjauh dari subjek puisi. Ini menciptakan perasaan nostalgia dan kerinduan yang kuat dalam puisi.

Bahasa Puitis: Goenawan Mohamad menggunakan bahasa yang puitis dan gambaran yang kuat untuk menciptakan suasana dan perasaan yang kompleks dalam puisi ini. Bahasa ini membantu menciptakan gambaran yang mendalam tentang perasaan keterpisahan dan ketidakpastian.

Puisi "Teleskop" adalah contoh puisi yang memanfaatkan gambaran dan bahasa puitis untuk menggambarkan perasaan kompleks tentang hubungan manusia dan perasaan ketidakmampuan untuk mendekati seseorang yang diinginkan. Ini adalah puisi yang penuh dengan emosi dan introspeksi.

Puisi Goenawan Mohamad
Puisi: Teleskop
Karya: Goenawan Mohamad

Biodata Goenawan Mohamad:
  • Goenawan Mohamad (nama lengkapnya Goenawan Soesatyo Mohamad) lahir pada tanggal 29 Juli 1941 Batang, Jawa Tengah.
  • Goenawan Mohamad adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.