Puisi: Catatan-Catatan Jakarta (Karya Goenawan Mohamad)

Puisi "Catatan-Catatan Jakarta" karya Goenawan Mohamad menciptakan serangkaian catatan reflektif yang menggambarkan Jakarta sebagai kota yang ...
Catatan Jakarta (1)

Jendela-jendela pun sunyi
Menangkap kelam kali
Yang kering, yang terasing
Jauh dalam kerak musim

Dan bersitahanlah kota: ruang-ruang tua
Bertalu-talu beribu gema
Langkahan hidup yang gigih
Di bumi letih

Catatan Jakarta (2)

Sisa sedihkah riuh-rendah
Dari sesuatu yang hilang dilupa
Antara gairah, antara gelisah
Bila tahun-tahun pun tiba?

Sisa sedihkah ini senyap
Dalam getar separuh senja
Antara deru mobil, huruf berlampu kerjap
Sungai yang tak berkata-kata?

Catatan Jakarta (3)

Pada puncak-puncak licin ini
kupahatkan letihku di deru pagi
Karena telah terhisap keringat oleh malam
Mengucur ke daratan amat tajam

Pada detik-detik panjang ini
Kubangunkan rumah, kubangunkan bumi
Antara air mata, sajak-sajak yang tertinggal
Antara martil berdegar-degar

Tapi tidakkah pada akhirnya akan ditinggalkan
Seorang jauh di senja masa depan
Yang makin menganga, semakin pancang ditegakkan
Ketika lampu-lampu berpendaran, embun jatuh berkepanjangan

Catatan Jakarta (4)

Sidang malam hari ini
Menggegar ruang beribu kursi
Tentang seratus tahun-tahunmu, saudaraku
Riwayat yang datang dalam cetak-biru

Pidato malam hari ini
Terkelupas dari lembar-lembar lesi
Sebuah legenda - sebuah legenda, saudaraku
Dalam kuap panjang yang satu

Berita apakah akhirnya
Yang pecah di puncak kota
Engkau tahu
Dan sajak pun tahu

Derita apakah jadinya
Yang terpupus serasa dusta
Aku tahu
Dan engkau pun tahu

Berpijarlah yang hijau: daun serta rumputan taman
Berderailah. Dan lampu-lampu pun padam berturutan
Bersama satu kereta - mentari membola - ayam pagi
Dan semua yang kepada kita akan kembali

Maka bangkitlah: kehangatan pasar pun lepas lelap
Dan tersenyum. Kini rumah-rumah telah rekahkan pintu-halaman
Untuk menghadang, meski tak mengerti: semacam aspal jalan
Semacam kotak-surat - atau rel-rel suram kemerlap.

1961

Analisis Puisi:

Puisi "Catatan-Catatan Jakarta" karya Goenawan Mohamad adalah serangkaian catatan reflektif tentang Jakarta, ibu kota Indonesia yang kompleks dan penuh dengan kontradiksi. Melalui penggunaan bahasa yang padat dan gambaran yang kuat, penyair menghadirkan sebuah pemandangan yang jujur dan mendalam tentang kota ini.

Gambaran Kota yang Sunyi dan Kelam: Dalam bagian pertama, penyair menggambarkan suasana sunyi dan kelam di Jakarta melalui gambaran jendela-jendela yang sunyi menangkap kegelapan kali yang kering dan terasing. Ini mencerminkan kesendirian dan kesunyian yang terkadang terasa di tengah hiruk-pikuk kota metropolitan.

Tanda-Tanda Sedih di Tengah Kehidupan yang Riuh: Bagian kedua menggambarkan sisa-sisa kesedihan yang terasa di tengah riuhnya kehidupan kota. Penyair menanyakan apakah kesedihan ini masih tersisa di antara gairah dan gelisah, menyoroti perasaan yang terkadang terabaikan di tengah kesibukan kota.

Ketegangan Antara Peninggalan dan Masa Depan: Di bagian ketiga, penyair merenungkan ketegangan antara masa lalu dan masa depan Jakarta. Dia menggambarkan usahanya yang gigih dalam menghadapi tantangan dan kerja kerasnya untuk membangun rumah dan bumi di tengah-tengah air mata dan sajak-sajak yang tertinggal. Namun, dia juga menyoroti ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi di masa depan.

Refleksi tentang Masa Lalu dan Masa Depan: Bagian terakhir menggambarkan suasana sidang malam yang memperingati seratus tahun Jakarta. Penyair mencerminkan tentang berita dan derita yang mungkin terjadi di masa depan, sambil merenungkan tentang apa yang telah dilalui oleh kota ini. Dia mengajak pembaca untuk mempertimbangkan masa lalu dan masa depan Jakarta dengan bijak, sambil menyadari bahwa kota ini akan terus berubah namun tetap memiliki kehangatan dan keindahannya sendiri.

Dengan penggunaan bahasa yang kuat dan gambaran yang tajam, Goenawan Mohamad berhasil menciptakan serangkaian catatan reflektif yang menggambarkan Jakarta sebagai kota yang kompleks, penuh dengan kontradiksi, dan mengundang pembaca untuk merenungkan makna yang lebih dalam di balik kehidupan di ibu kota Indonesia ini.

Puisi Goenawan Mohamad
Puisi: Catatan-Catatan Jakarta
Karya: Goenawan Mohamad

Biodata Goenawan Mohamad:
  • Goenawan Mohamad (nama lengkapnya Goenawan Soesatyo Mohamad) lahir pada tanggal 29 Juli 1941 di Batang, Jawa Tengah.
  • Goenawan Mohamad adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.