Puisi: Kecantikan Belum Selesai (Karya Joko Pinurbo)

Puisi "Kecantikan Belum Selesai" mengajak pembaca untuk merenungkan tentang arti sejati dari kecantikan dan pentingnya menerima ketidaksempurnaan ...
Kecantikan Belum Selesai

Sudah selesai. Sudah kucoba semua warna.
Sekarang bersiaplah kau di ruang ganti busana.

Belum. Belum selesai. Beri aku sentuhan terakhir
pada rambut, mata dan bibir agar melihatku
adalah melihat kecantikan yang belum selesai.

Perlukah, manis, kuoleskan darah pada bibirmu
yang skeptis agar semua yang mendamba kau
sangsai: apakah kecantikan sudah/belum selesai?

Ditemani dua orang perias wajah, penyanyi itu
tercenung lama di depan kaca, memandang senja
di ufuk mata: melihat elang mengitari mambang.

Ia berjalan pelan ke arah panggung.
Petugas kecantikan segera mengatur tubuhnya
sebagaimana mereka mengatur ruang dan cahaya.
Konser dimulai. Hadirin bersorak-sorai.
Selamat malam. Dua jam bersama kecantikan.

Menjelang lagu terakhir penyanyi itu terkulai.
Ambruk sebelum usai. Sudah selesai, ia menangis.
Belum! mereka histeris. Kecantikan belum selesai!

Sumber: Telepon Genggam (2003)

Analisis Puisi:

Puisi "Kecantikan Belum Selesai" karya Joko Pinurbo adalah sebuah karya yang menggambarkan refleksi mendalam tentang kecantikan dan ketidaksempurnaan dalam konteks dunia seni dan pertunjukan. Melalui gambaran metaforis tentang proses persiapan dan penampilan di panggung, penyair menyampaikan pesan tentang kehampaan di balik citra kecantikan.

Proses Persiapan dan Penampilan di Panggung: Dalam puisi ini, penyair menggambarkan proses persiapan seorang penyanyi sebelum tampil di panggung. Meskipun sudah selesai dengan semua persiapan dan pengaturan, penyanyi tersebut merasa bahwa kecantikan belum selesai. Ada sentuhan terakhir yang diperlukan untuk mencapai kecantikan yang sempurna.

Kecantikan yang Belum Selesai dan Ketidaksempurnaan: Melalui penggunaan metafora darah pada bibir yang skeptis, penyair menyampaikan pesan tentang ketidaksempurnaan dan kehampaan di balik citra kecantikan. Bahkan setelah semua persiapan yang dilakukan, ada perasaan ketidakpuasan dan kekosongan yang dirasakan oleh penyanyi tersebut, mencerminkan bahwa kecantikan sejati tidak dapat dicapai dengan sekadar tampilan fisik semata.

Ketidaksempurnaan dalam Dunia Seni dan Pertunjukan: Puisi ini juga mencerminkan realitas ketidaksempurnaan dalam dunia seni dan pertunjukan. Meskipun para penampil mencoba untuk mencapai kesempurnaan dan kecantikan dalam penampilan mereka, namun kenyataannya adalah bahwa kesempurnaan tersebut mungkin hanya sebuah ilusi. Ketika penyanyi tersebut ambruk menjelang lagu terakhir, terungkaplah bahwa kecantikan yang mereka tampilkan masih jauh dari sempurna, dan bahkan mungkin tidak pernah dapat dicapai.

Puisi "Kecantikan Belum Selesai" adalah sebuah karya yang menggambarkan refleksi mendalam tentang kecantikan dan realitas kehampaan di baliknya. Melalui gambaran metaforis tentang proses persiapan dan penampilan di panggung, penyair menyampaikan pesan tentang ketidaksempurnaan dan ketidakpuasan yang tersembunyi di balik citra kecantikan. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang arti sejati dari kecantikan dan pentingnya menerima ketidaksempurnaan dalam kehidupan.

"Puisi: Kecantikan Belum Selesai (Karya Joko Pinurbo)"
Puisi: Kecantikan Belum Selesai
Karya: Joko Pinurbo
© Sepenuhnya. All rights reserved.