Puisi: Perias Jenazah (Karya Joko Pinurbo)

Puisi "Perias Jenazah" karya Joko Pinurbo menyoroti tema identitas, kematian, dan empati. Dalam puisi ini, penyair menggambarkan seorang perias ...
Perias Jenazah

Untuk terakhir kali perempuan cantik itu akan merias jenazah.
Setelah itu selesailah. Ia sangat lelah setelah sekian lama
mengurusi keberangkatan para arwah.

Kini ia harus merias jenazah seorang perempuan
yang ditemukan tewas di bawah jembatan, tidak jelas
asal-usulnya, serba gelap identitasnya, tidak ada yang sudi
mengurusnya, dan untuk gampangnya orang menyebutnya
gelandangan atau pelacur jalanan, toh petugas ketidakamanan
bilang ah paling ia mati dikerjain preman-preman.

Perias jenazah itu tertawa nyaring begitu melihat jenazah
yang akan diriasnya sangat mirip dengan dirinya.
Kemudian ia menangis tersedu-sedu sambil dipeluknya
jenazah perempuan malang itu.
"Biar kurias parasmu dengan air mataku hingga sempurna ajalmu."

Beberapa hari kemudian perias jenazah itu meninggal dunia
dan tak ada yang meriasnya.
Jenazahnya tampak lembut dan cantik, dan arwah-arwah
yang pernah didandaninya pasti akan sangat menyayanginya.

Kadang perias jenazah itu diam-diam memasuki tidurku
dan merenungi wajahku. Seakan ia tahu bahwa aku
yatim piatu, tidak jelas asal-usulnya, serba gelap identitasnya.
Kulihat wajah cantiknya berkelebatan di atas ranjang kata-kataku.

2002

Sumber: Selamat Menunaikan Ibadah Puisi (2016)

Analisis Puisi:

Puisi "Perias Jenazah" karya Joko Pinurbo adalah sebuah karya yang menyoroti tema identitas, kematian, dan empati. Dalam puisi ini, penyair menggambarkan seorang perias jenazah yang menghadapi tugas terakhirnya dengan empati dan pemahaman yang mendalam terhadap nasib orang yang telah meninggal.

Penggambaran Perias Jenazah: Dalam puisi ini, perias jenazah digambarkan sebagai sosok yang memiliki peran yang sangat penting dalam merias jenazah dan mengurus keberangkatan arwah. Meskipun pekerjaannya sering kali dianggap tabu atau menakutkan, perias jenazah mampu menjalankan tugasnya dengan penuh kasih sayang dan empati.

Kisah Jenazah Tak Dikenal: Penyair menggambarkan kisah seorang perempuan yang ditemukan tewas di bawah jembatan tanpa identitas yang jelas. Meskipun tidak jelas asal-usulnya dan identitasnya, perias jenazah tetap memberikan perhatian dan penghormatan yang layak kepada jenazah tersebut, menunjukkan kepekaannya terhadap nasib orang yang kurang beruntung.

Empati dan Kematian: Dalam adegan di mana perias jenazah menangis sambil merias jenazah yang mirip dengannya, penyair menyampaikan pesan tentang empati dan keterhubungan antara manusia dalam menghadapi kematian. Meskipun kematian sering kali dianggap sebagai akhir dari kehidupan, puisi ini menunjukkan bahwa kebaikan dan empati dapat terus berlanjut bahkan setelah kematian.

Refleksi Identitas dan Kematian: Puisi ini juga mengundang pembaca untuk merenungkan tentang identitas dan kematian. Dengan menggambarkan hubungan antara perias jenazah dan jenazah yang tak dikenal, penyair menyoroti kompleksitas identitas manusia dan konsekuensi kematian yang sering kali tidak terpikirkan.

Puisi "Perias Jenazah" adalah sebuah karya yang menggambarkan kepekaan dan empati dalam menghadapi kematian. Dengan menyoroti kisah seorang perias jenazah yang merias jenazah tak dikenal dengan penuh kasih sayang, penyair mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kompleksitas identitas manusia dan pentingnya empati dalam menghadapi kematian. Puisi ini merupakan sebuah refleksi yang mendalam tentang kebaikan, empati, dan penghormatan terhadap kehidupan dan kematian.

"Puisi: Perias Jenazah (Karya Joko Pinurbo)"
Puisi: Perias Jenazah
Karya: Joko Pinurbo
© Sepenuhnya. All rights reserved.