Puisi: Kereta Berangkat (Karya Dorothea Rosa Herliany)

Puisi "Kereta Berangkat" karya Dorothea Rosa Herliany mengundang pembaca untuk merenungkan tentang perjalanan hidup yang penuh dengan ...
Kereta Berangkat

Rel ini lurus dan panjang. Gerbong-gerbong
bergerit bagai keranda. Mengusung tubuh-tubuh
dan ruh yang diam. Stasiun demi stasiun: kita
menunggu entah apa.

Suara-suara yang gaduh: para penunggu yang setia.
para penunggu yang setia. kau dengarkah? orang-orang
ingin tahu, ke mana mereka akan dikirimkan.

Rel ini lurus dan panjang. kita berderet-deret
sampai tepian ....

1994

Sumber: Nikah Ilalang (1995)

Analisis Puisi:

Puisi "Kereta Berangkat" karya Dorothea Rosa Herliany adalah penggambaran yang kuat tentang perjalanan hidup yang tak terelakkan menuju ketidaktahuan. Dengan menggunakan gambaran kereta yang berangkat sebagai metafora, puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan tentang perjalanan hidup yang penuh dengan ketidakpastian dan harapan.

Metafora Kereta: Kereta dalam puisi ini bukan hanya sekadar kendaraan fisik, tetapi juga simbol perjalanan hidup. Gerbong-gerbong yang bergerit seperti keranda menggambarkan bahwa setiap orang dalam kereta itu membawa beban dan cerita hidupnya sendiri. Kereta ini mewakili perjalanan kolektif manusia melalui kehidupan, dengan setiap stasiun yang dilewati mencerminkan peristiwa atau tahap penting dalam kehidupan.

Rel yang Lurus dan Panjang: Deskripsi tentang rel yang lurus dan panjang menunjukkan bahwa perjalanan hidup kadang-kadang tampak jelas dan terarah. Namun, rel yang panjang juga menggambarkan bahwa perjalanan ini penuh dengan ketidakpastian dan kejelasan akan tujuan akhirnya. Setiap orang dalam kereta tersebut berbaris di rel yang sama, tetapi tujuan akhir mereka mungkin berbeda.

Suara-Suara yang Gaduh: Suara-suara yang gaduh dari para penunggu di stasiun menyoroti kegelisahan dan rasa ingin tahu akan nasib mereka. Hal ini mencerminkan kekhawatiran manusia akan masa depan dan keinginan untuk mengetahui arah yang akan diambil oleh kehidupan mereka.

Perjalanan Menuju Ketidaktahuan: Puisi ini mengakhiri dengan frase "kita berderet-deret / sampai tepian ...." yang memberi kesan bahwa perjalanan hidup manusia berlanjut tanpa akhir yang pasti. Ketidaktahuan akan nasib akhir atau tujuan akhir adalah tema yang berulang dalam puisi ini, mengingatkan pembaca akan kompleksitas dan ketidakpastian yang melekat dalam pengalaman hidup.

Refleksi tentang Manusia: Secara keseluruhan, puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan tentang sifat manusia dan perjalanan hidup yang dilaluinya. Dengan menggunakan gambaran kereta dan stasiun sebagai metafora, puisi ini menyoroti ketidakpastian, harapan, dan kekhawatiran yang ada dalam perjalanan hidup setiap individu.

Puisi "Kereta Berangkat" karya Dorothea Rosa Herliany adalah karya yang mendalam dan menyentuh hati, mengajak pembaca untuk merenungkan tentang makna hidup dan perjalanan yang dilaluinya.

Dorothea Rosa Herliany
Puisi: Kereta Berangkat
Karya: Dorothea Rosa Herliany

Biodata Dorothea Rosa Herliany:
  • Dorothea Rosa Herliany lahir pada tanggal 20 Oktober 1963 di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Ia adalah seorang penulis (puisi, cerita pendek, esai, dan novel) yang produktif.
  • Dorothea sudah menulis sejak tahun 1985 dan mengirim tulisannya ke berbagai majalah dan surat kabar, antaranya: Horison, Basis, Kompas, Media Indonesia, Sarinah, Suara Pembaharuan, Mutiara, Citra Yogya, Dewan Sastra (Malaysia), Kalam, Republika, Pelita, Pikiran Rakyat, Surabaya Post, Jawa Pos, dan lain sebagainya.
© Sepenuhnya. All rights reserved.