Puisi: Genggam Padi Panen Raya (Karya Diah Hadaning)

Puisi "Genggam Padi Panen Raya" mencerminkan pesan kemanusiaan yang kuat. Penyair mengekspresikan keprihatinan atas kekerasan dan konflik yang ...
Genggam Padi Panen Raya


Manakala senyum sisa dari peradaban
mengapung di langit timur tanah kelahiran
sementara seikat padi dalam genggam
O, ontran-ontran negeri ini kukutuk
karena peluru maut masih mencari
serat nyawa di tanah paling barat
karena parang dan padang masih meraja di kota-kota
aku mabuk lihat layar kaca
ingin panen raya di mana-mana.

Bogor, Februari 2002

Analisis Puisi:
Puisi "Genggam Padi Panen Raya" karya Diah Hadaning adalah sebuah karya yang penuh dengan makna dan pesan terkait dengan kehidupan, peradaban, dan konflik. Puisi ini menggunakan bahasa yang kuat dan gambaran yang mendalam untuk mengungkapkan pemikiran dan perasaan penyair.

Pesan Kemanusiaan: Puisi ini mencerminkan pesan kemanusiaan yang kuat. Penyair mengekspresikan keprihatinan atas kekerasan dan konflik yang terjadi di tanah kelahirannya. Ia mengutuk penggunaan peluru dan senjata tajam yang mengancam nyawa manusia.

Kontras Antara Senyum dan Kehancuran: Puisi ini mengeksplorasi kontras antara senyum sisa peradaban dan kehancuran yang sedang terjadi. Ini menggambarkan bagaimana keindahan dan kemakmuran peradaban dapat hancur oleh konflik dan kekerasan.

Genggam Padi Sebagai Simbol: Genggam padi dalam puisi ini bisa dianggap sebagai simbol kehidupan dan kemakmuran. Ketika padi dipanen dengan sukacita, ini menciptakan gambaran panen raya yang meriah. Namun, gambaran tersebut juga digunakan untuk menggambarkan kontras dengan kekerasan dan kehancuran yang terjadi.

Penekanan pada Pemandangan Visual: Puisi ini menggunakan deskripsi visual yang kuat, seperti senyum yang mengapung di langit timur dan peluru maut yang mencari serat nyawa. Ini membantu pembaca untuk merasakan dan melihat situasi yang digambarkan dalam puisi.

Rasa Ketidakpuasan dan Kebingungan: Puisi ini juga mencerminkan rasa ketidakpuasan dan kebingungan penyair terhadap keadaan yang sedang terjadi. Ia merasa mabuk saat melihat berita di layar kaca, mengekspresikan ketidaksetujuan terhadap kekerasan yang terus berlanjut.

Panggilan untuk Perdamaian: Puisi ini, meskipun mengutuk kekerasan, juga mungkin berfungsi sebagai panggilan untuk perdamaian. Penyair mungkin ingin melihat tanah kelahirannya menikmati kedamaian dan kemakmuran seperti saat panen raya.

Puisi "Genggam Padi Panen Raya" adalah karya yang memadukan emosi, pemikiran, dan pesan sosial. Melalui gambaran-gambarannya yang kuat dan bahasanya yang mendalam, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan perasaan penyair terkait dengan kehidupan dan konflik, serta mengutuk kekerasan dan mengharapkan perdamaian.


"Puisi: Genggam Padi Panen Raya (Karya Diah Hadaning)"
Puisi: Genggam Padi Panen Raya
Karya: Diah Hadaning
© Sepenuhnya. All rights reserved.