Puisi: Pasar Kumbasari, Denpasar (Karya Acep Zamzam Noor)

Puisi "Pasar Kumbasari, Denpasar" karya Acep Zamzam Noor menghadirkan gambaran yang hidup dan kaya tentang kehidupan sehari-hari di pasar tradisional.
Pasar Kumbasari, Denpasar

Mungkin bukan sinar bulan
Yang menyalakan permukaan sungai
Tapi di sepanjang jalan ke arah pasar
Bakul-bakul ikan, daging dan sayuran
Seperti mengekalkan malam. Pasar adalah gemuruh
Sekaligus semadi suara-suara
Kulihat yang berjualan itu mulai menari
Kuli-kuli itu mulai menyanyi
Semuanya perempuan -
Dingin menyerap keringat mereka
Menjadi berbotol-botol arak

Di sini setiap perempuan adalah lelaki
Bekerja adalah sembahyang dan menari
Bersama mereka kupanggul bakul-bakul itu
Sambil menyuling keringatku sendiri
Menjadi tenaga kata-kata
Kuminum arak bercampur dingin embun
Lalu kuminta sinar bulan
Melemparkan selendang kuningnya padaku
Di antara mereka aku menari-nari gila
Memuja sulur-sulur pohon dan tugu-tugu batu
Kasmaran menunggu fajar tiba

Upacara demi upacara telah kulalui
Sepanjang perjalananku melupakan diri sendiri
Bersama sayuran dan bunga-bunga sesaji
Daging babi, ikan laut, kemenyan dan pakaian warna-warni
Aku menjadi bagian dari gemuruhnya pasar
Sekaligus keheningan semadi -
Pelahan keringatku meneteskan kata-kata
Kata-kataku menjelma butiran garam
Membumbui tanah dan sungai
Tempat perempuan-perempuan perkasa itu
Menyelesaikan tarian dan kewajibannya
Sebagai manusia biasa.

1995

Sumber: Di Atas Umbria (1999)

Analisis Puisi:
Puisi "Pasar Kumbasari, Denpasar" karya Acep Zamzam Noor menggambarkan suasana pasar tradisional dengan penggunaan bahasa yang gamblang dan imaji yang kaya. Penyair menyampaikan pengalaman dan perasaannya melalui deskripsi tentang kehidupan sehari-hari para pedagang perempuan di pasar.

Pasar sebagai Pusat Kehidupan: Puisi ini menggambarkan pasar sebagai pusat aktivitas dan kehidupan, tempat di mana berbagai elemen kehidupan bertemu. Penggunaan kata "gemuruh" dan "semadi suara-suara" menunjukkan keramaian dan keriuhan di pasar. Pasar tidak hanya sekadar tempat berdagang, tetapi juga sebagai tempat berinteraksi dan saling berbagi antarpedagang.

Peran Perempuan: Puisi ini menyoroti peran perempuan dalam pasar. Perempuan-perempuan pedagang di pasar Kumbasari tampak bekerja dengan keras, mengekalkan suasana malam dengan aktivitas jual beli mereka. Mereka bukan hanya penjual, tetapi juga penari dan penyanyi. Hal ini menunjukkan keberanian dan kegigihan perempuan dalam menjalankan tugas mereka.

Transformasi Identitas: Penyair menjelaskan bagaimana dalam pasar ini, perempuan menjadi bagian dari "gemuruhnya pasar" dan "keheningan semadi." Hal ini menggambarkan transformasi identitas perempuan dari peran tradisional ke dalam aktivitas pasar yang penuh dengan dinamika. Mereka menanggalkan identitas lama mereka dan menjadi bagian dari pasar.

Kesetaraan dan Kebersamaan: Puisi ini juga menggambarkan kesetaraan dan kebersamaan antara perempuan dan lelaki. Penyair mengatakan bahwa "setiap perempuan adalah lelaki," menunjukkan bahwa perempuan memiliki kemampuan dan keberanian yang sama dengan lelaki dalam menghadapi tantangan hidup.

Puisi "Pasar Kumbasari, Denpasar" karya Acep Zamzam Noor menghadirkan gambaran yang hidup dan kaya tentang kehidupan sehari-hari di pasar tradisional. Dalam menggambarkan peran perempuan pedagang, penyair menyoroti perjuangan, keberanian, dan kegigihan perempuan dalam menjalani tugas dan peran mereka dalam masyarakat. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang peran perempuan dalam berbagai aspek kehidupan dan mengapresiasi keragaman peran yang mereka jalani.

Acep Zamzam Noor
Puisi: Pasar Kumbasari, Denpasar
Karya: Acep Zamzam Noor

Biodata Acep Zamzam Noor:
  • Acep Zamzam Noor (Muhammad Zamzam Noor Ilyas) lahir pada tanggal 28 Februari 1960 di Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia.
  • Ia adalah salah satu sastrawan yang juga aktif melukis dan berpameran.
© Sepenuhnya. All rights reserved.