Puisi: Ketika Jari-Jari Bunga Terbuka (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi "Ketika Jari-Jari Bunga Terbuka" karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah perenungan yang mendalam tentang pengalaman cinta dan keindahan alam.
Ketika Jari-Jari Bunga Terbuka

ketika jari-jari bunga terbuka
mendadak terasa: betapa sengit
cinta Kita
cahaya bagai kabut, kabut cahaya; di langit.

menyisih awan hari ini: di bumi
meriap sepi yang purba;
ketika kemarau terasa ke bulu-bulu mata, suatu pagi
di sayap kupu-kupu, di sayap warna.

suara burung di ranting-ranting cuaca,
bulu-bulu cahaya: betapa parah
cinta Kita
mabuk berjalan, di antara jerit bunga-bunga rekah

1968

Sumber: Hujan Bulan Juni (1994)

Analisis Puisi:
Puisi "Ketika Jari-Jari Bunga Terbuka" karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah perenungan yang mendalam tentang pengalaman cinta dan keindahan alam. Dengan bahasa yang indah dan imaji yang kuat, Damono menggambarkan berbagai aspek dari hubungan romantis dan hubungannya dengan alam.

Imaji dan Metafora: Damono menggunakan imaji-imaji alam, seperti bunga yang mekar, cahaya yang kabur, kabut, dan suara burung, untuk menyampaikan keintiman dan kompleksitas cinta. Metafora ini menciptakan gambaran yang kuat dan memikat bagi pembaca, memungkinkan mereka merasakan pengalaman yang dinyatakan dalam puisi.

Keterhubungan Manusia dan Alam: Puisi ini menyoroti hubungan yang erat antara manusia dan alam. Gambaran alam yang indah dan dinamis, seperti sayap kupu-kupu dan suara burung, menjadi perpanjangan dari perasaan cinta yang intens antara dua individu. Alam dipandang sebagai saksi dan pengiring dari pengalaman manusia, mencerminkan perubahan suasana hati dan perjalanan emosional.

Kekuatan Cinta: Dalam puisi ini, cinta dijelaskan sebagai sebuah kekuatan yang sengit dan memabukkan. Damono menggambarkan kekuatan cinta dengan bahasa yang menggugah dan menghidupkan, menjelaskan bagaimana cinta mempengaruhi persepsi dan pengalaman manusia terhadap dunia di sekitarnya.

Keseimbangan dan Ketegangan: Ada keseimbangan yang menarik antara ketenangan alam dan kegembiraan cinta dalam puisi ini. Meskipun terdapat keindahan dan ketenangan alam, namun ada juga ketegangan dan kegembiraan yang dirasakan dalam hubungan cinta. Keseimbangan ini menciptakan dinamika yang menarik dan kompleks dalam pengalaman manusia.

Rasa Eksistensial: Puisi ini juga mencerminkan tema-tema eksistensial, seperti keindahan, kekuatan, dan kelemahan manusia. Damono menggali perasaan-perasaan yang mendalam dan sering kali kompleks yang muncul dalam hubungan romantis dan pengalaman manusia dengan alam.

Melalui puisi "Ketika Jari-Jari Bunga Terbuka", Sapardi Djoko Damono tidak hanya menghadirkan sebuah penggambaran tentang cinta dan alam, tetapi juga mengajak pembaca untuk merenungkan tentang keindahan, kompleksitas, dan makna dalam kehidupan manusia. Puisi ini menggugah emosi dan pikiran pembaca, menawarkan pandangan yang dalam tentang pengalaman manusia yang penuh warna dan kompleks.

Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Ketika Jari-Jari Bunga Terbuka
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.
© Sepenuhnya. All rights reserved.