Puisi: Bunga Gugur (Karya W.S. Rendra)

Puisi "Bunga Gugur" mencerminkan kesedihan, kehilangan, dan keikhlasan dalam percintaan. W.S. Rendra menggunakan bahasa yang sederhana namun ....
Bunga Gugur

Bunga gugur
di atas nyawa yang gugur
gugurlah semua yang bersamanya

Kekasihku.

Bunga gugur
di atas tempatmu terkubur
gugurlah segala hal ikhwal antara kita.

Baiklah kita ikhlaskan saja
tiada janji 'kan jumpa di sorga
karena di sorga tiada kita 'kan perlu asmara.

Asmara cuma lahir di bumi
(di mana segala berujung di tanah mati)
ia mengikuti hidup manusia
dan kalau hidup sendiri telah gugur
gugur pula ia bersama sama.
Ada tertinggal sedikit kenangan
tapi semata tiada lebih dari penipuan
atau semacam pencegah bunuh diri.

Mungkin ada pula kesedihan
itu baginya semacam harga atau kehormatan
yang sebentar akan pula berantakan.

Kekasihku.

Gugur, ya, gugur
semua gugur
hidup, asmara, embun di bunga - 
yang kita ambil cuma yang berguna.

Solo, 1954

Sumber: Budaya (Juli, 1954)

Analisis Puisi:
Puisi "Bunga Gugur" menggambarkan penderitaan cinta remaja muda. Puisi ini menggunakan bahasa yang sederhana dan indah untuk menggambarkan perasaan yang dialami oleh remaja. Puisi ini berbicara tentang perasaan hilang dan putus asa yang dialami remaja saat cinta yang mereka rasakan gugur.

Puisi ini menggunakan bahasa metafor dan alegori sebagai cara untuk mewakili perasaan itu, seperti ketika bunga gugur dibandingkan dengan cinta yang gugur.

Puisi "Bunga Gugur" karya W.S. Rendra memiliki beberapa poin menarik yang dapat diperhatikan:
  1. Simbolisme Bunga: Puisi ini menggunakan bunga sebagai simbolisasi kehidupan dan asmara. Bunga yang gugur melambangkan kehidupan yang hilang atau mati, dan dengan demikian, semua yang terkait dengannya, termasuk asmara, ikhwal (hubungan), dan kenangan, juga ikut gugur.
  2. Pemisahan dan Keikhlasan: Puisi ini menggambarkan pemisahan yang tidak dapat dihindari antara kekasih dan penyair. Mereka harus ikhlas dan mengikhlaskan semua yang telah terjadi di antara mereka, termasuk janji untuk bertemu di surga. Puisi ini mengajukan pandangan bahwa asmara hanya ada di dunia ini, dan ketika hidup berakhir, asmara juga akan gugur bersamanya.
  3. Penghormatan dan Kehormatan: Meskipun ada kesedihan, puisi ini menunjukkan pandangan bahwa kesedihan tersebut sebanding dengan harga atau kehormatan yang diberikan kekasih kepada penyair. Hal ini mungkin merujuk pada pengalaman emosional dan pengorbanan yang diberikan dalam hubungan itu, yang kini akan berantakan.
  4. Penerimaan Kenyataan: Puisi ini mengajak untuk menerima kenyataan bahwa semua hal dalam hidup ini, termasuk asmara, memiliki batas dan berujung pada akhir yang tidak bisa dihindari. Segala yang diambil dari hidup ini hanya yang berguna, sedangkan kenangan dan penipuan hanyalah bagian dari perjalanan manusia yang sementara.
Puisi "Bunga Gugur" mencerminkan kesedihan, kehilangan, dan keikhlasan dalam percintaan. W.S. Rendra menggunakan bahasa yang sederhana namun mengandung makna mendalam untuk mengungkapkan pemahaman penyair tentang kerentanan hidup dan pengalaman asmara.

Puisi W.S. Rendra
Puisi: Bunga Gugur
Karya: W.S. Rendra

Biodata W.S. Rendra:
  • W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
  • W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.