Puisi: Hotel Aichun, Canton (Karya W.S. Rendra)

Puisi "Hotel Aichun, Canton" karya W.S. Rendra menggambarkan suasana dan perasaan penyair ketika berada di dalam sebuah hotel di kota Canton.
Hotel Aichun, Canton


Dalam siang yang tenteram
kubuka jendela lebar-lebar
menangkap hawa luar.
Langit yang ramah
dan sejalur ranting leci
membayang nampak pada kaca
di daun jendela.
Lonceng pun berbunyi
duabelas kali.
Dan kipas listrik berputar.
Serba tenang, serba tentram.

Ketika menengok ke bawah
nampak orang-orang yang lamban kepanasan
di jalan batu bata.
Serta lebih jauh lagi
nampaklah sungai Mutiara
yang lebih payah dari semuanya.
Payah tapi damai.

Tirai sutra Cina penuh berbunga
menambah indah kamar ini.
Dan aku berdandan
di depan lemari berkaca yang besar
serta penuh ukiran naga.
Dalam sepi dan damai.

Sekarang aku merasa tentram
setelah semalam bergulat dalam diri
dan meredakan rindu dengan mengerti.
Tentu
masih juga mengenangkan
tanah kelahiranku
tetapi bersama kesabaran.
Tanpa menulis sajak-sajak
tanpa bertekun di atas buku
aku ingin memuasi sepi.
Dan sambil membuat lingkaran-lingkaran
dengan asap rokok
kunikmatilah sebuah istirah
yang lumayan.


Sumber: Sajak-Sajak Sepatu Tua (1995)

Analisis Puisi:
Puisi "Hotel Aichun, Canton" karya W.S. Rendra adalah sebuah karya yang menggambarkan suasana dan perasaan penyair ketika berada di dalam sebuah hotel di kota Canton (sekarang bernama Guangzhou), Tiongkok.

Deskripsi Lingkungan: Puisi ini dimulai dengan deskripsi lingkungan yang nyaman. Penyair membuka jendela lebar-lebar dan menangkap suasana siang yang tenang. Dia mengamati langit, ranting pohon leci, dan bunyi lonceng berdenting, yang semuanya menciptakan suasana yang damai dan tenteram. Ini menciptakan kontras dengan keadaan di luar, di mana orang-orang tampak kepanasan di jalan batu bata.

Sungai Mutiara: Penyair juga mengamati sungai Mutiara yang terlihat lebih payah dari yang lain. Sungai ini mungkin melambangkan perjalanan hidup yang kadang-kadang sulit, tetapi tetap damai. Ini bisa menjadi analogi untuk perasaan penyair tentang pengalaman hidupnya.

Tirai Sutra Cina: Penyair menggambarkan tirai sutra Cina yang indah, dengan bunga-bunga yang menghiasi kamar hotelnya. Ini adalah elemen yang menciptakan keindahan dan nuansa Oriental dalam lingkungan hotel.

Isi Hati Penyair: Dalam bagian ini, penyair merenungkan perasaannya. Dia mencatat bahwa setelah semalam bergulat dengan perasaannya sendiri, dia akhirnya merasa tenang dan mampu meredakan rindu dengan pemahaman. Meskipun dia masih merindukan tanah kelahirannya, dia mencoba merangkul kehadiran dan menikmati kedamaian dalam dirinya.

Ketentraman: Puisi ini menciptakan perasaan ketentraman yang kontras dengan perasaan gelisah atau rindu yang mungkin dialami penyair sebelumnya. Ketentraman ini ditemukan dalam kamar hotel yang indah, di antara lingkungan yang damai.

Gaya Penulisan: Penyair menggunakan gaya penulisan yang sederhana dan deskriptif untuk menggambarkan lingkungan dan perasaannya. Puisi ini menciptakan suasana yang tenang melalui deskripsi yang rinci dan kata-kata yang dipilih dengan hati-hati.

Puisi "Hotel Aichun, Canton" menggambarkan perasaan penyair yang mencoba menemukan ketenangan dalam perjalanannya, baik secara fisik maupun emosional. Ini adalah puisi yang menghargai keindahan dalam hal-hal sederhana dan mencoba untuk merangkul ketentraman dalam situasi yang mungkin menantang.

Puisi W.S. Rendra
Puisi: Hotel Aichun, Canton
Karya: W.S. Rendra

Biodata W.S. Rendra:
  • W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
  • W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.