Puisi: Nyanyian Fatima untuk Suto (Karya W.S. Rendra)

Puisi "Nyanyian Fatima untuk Suto" karya W.S. Rendra merangkum tema-tema seperti keintiman, pernikahan, dan perjalanan hidup.
Nyanyian Fatima untuk Suto

Kelambu ranjangku tersingkap
di bantal berenda tergolek nasibku.
Apabila firmanmu terucap
masuklah kalbuku ke dalam kalbumu.

Sedusedan mengetuk tingkapku
dari bumi di bawah rumpun mawar.
Waktu lahir kau telanjang dan tak tahu
tapi hidup bukanlah tawar menawar.

Sumber: Blues untuk Bonnie (1971)

Analisis Puisi:
Puisi "Nyanyian Fatima untuk Suto" karya W.S. Rendra adalah karya sastra yang merangkum tema-tema seperti keintiman, pernikahan, dan perjalanan hidup.

Keintiman dalam Pernikahan: Puisi ini menggambarkan momen keintiman dalam hubungan pernikahan antara Fatima dan Suto. Puisi ini dimulai dengan kelambu ranjang yang tersingkap, mengisyaratkan momen keintiman pasangan suami-istri. Ini adalah ungkapan dari kebahagiaan dan kemesraan dalam hubungan mereka.

Penyatuan Jiwa: Dalam baris "Apabila firmanmu terucap, masuklah kalbuku ke dalam kalbumu," puisi ini menciptakan gambaran tentang penyatuan jiwa. Firman Suto menjadi begitu penting bagi Fatima sehingga ia merasa kalbunya berada dalam kalbumu (hati) Suto. Ini adalah simbolisme tentang sejauh mana kedua individu ini telah bersatu dalam cinta dan keintiman.

Ketidakpastian Hidup: Dalam baris "Sedusedan mengetuk tingkapku dari bumi di bawah rumpun mawar," puisi ini merujuk pada ketidakpastian hidup. Kehidupan seringkali memberikan kejutan dan tantangan, dan pesan ini bisa menggambarkan bagaimana pernikahan juga menghadirkan ketidakpastian dan ujian.

Simbolisme Bunga Mawar: Rumpun mawar di sini dapat dianggap sebagai simbol keindahan, tetapi juga mungkin mengacu pada kesulitan atau hambatan dalam hidup. Kehidupan pernikahan, seperti mawar yang berduri, dapat memiliki momen-momen manis dan juga tantangan yang perlu dihadapi.

Proses Pertumbuhan: Puisi ini mencerminkan perjalanan hidup, terutama dalam konteks pernikahan. Baris "Waktu lahir kau telanjang dan tak tahu, tapi hidup bukanlah tawar menawar," mengingatkan kita bahwa hidup adalah perjalanan yang tidak dapat dihindari dan penuh kejutan. Ketika pasangan menikah, mereka menghadapi tantangan dan pelajaran yang akan membantu mereka tumbuh dan berkembang sebagai individu dan sebagai pasangan.

Bahasa Simpel dan Singkat: W.S. Rendra menggunakan bahasa yang sederhana dan singkat dalam puisi ini, yang memungkinkan pesan-pesan kompleks tentang pernikahan, kehidupan, dan ketidakpastian disampaikan dengan jelas dan kuat.

Puisi "Nyanyian Fatima untuk Suto" adalah karya yang menggambarkan momen keintiman dalam pernikahan, dengan mengeksplorasi tema-tema seperti persatuan jiwa, ketidakpastian hidup, dan pertumbuhan pribadi. Puisi ini menggunakan bahasa yang sederhana tetapi kuat untuk menyampaikan pesan-pesan mendalam tentang perjalanan hidup dan cinta dalam hubungan pernikahan.

Puisi W.S. Rendra
Puisi: Nyanyian Fatima untuk Suto
Karya: W.S. Rendra

Biodata W.S. Rendra:
  • W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
  • W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.