Puisi: Sajak Cinta Ditulis pada Usia 57 (Karya W.S. Rendra)

Melalui puisi "Sajak Cinta Ditulis pada Usia 57," W.S. Rendra menghadirkan perenungan yang dalam tentang cinta dan hubungan manusia.
Sajak Cinta
Ditulis pada Usia 57

Setiap ruang yang tertutup
akan retak,
karena mengandung waktu
yang selalu mengimbangi.
Dan akhirnya akan meledak
bila tenaga waktu
terus terhadang.

Cintaku kepadamu, Juwitaku,
ikhlas dan sebenarnya.
Ia terjadi sendiri.
Aku tak tahu kenapa.
Aku sekedar menyadari
bahwa ternyata ia ada.

Cintaku kepadamu, Juwitaku,
Kemudian me-ruang dan me-waktu
dalam hidupku yang sekedar insan.
Ruang cinta aku berdayakan.
tapi waktu-nya
Lepas dari jangkauan.
Sekarang aku menyadari:
usia cinta lebih panjang
dari usia percintaan.

Khazanah budaya percintaan
(pacaran, perpisahan, perkawinan)
tak bisa merumuskan
tenaga waktu dari cinta.

Dan kini:
syairku ini
apakah mungkin
merumuskan cintaku kepadamu?

Syair bermula dari kata.
Dan kata-kata dalam syair
juga me-ruang dan me-waktu.
Lepas dari kamus
Lepas dari sejarah
lepas dari daya korupsi manusia.

Demikianlah
maka syairku ini
berani mewakili cintaku kepadamu.

Juwitaku,
belum pernah aku puas
menciumi kamu.
Kamu bagaikan buku
yang tak pernah tamat aku baca.
Kamu adalah lumut
di dalam tempurung kepalaku.
Kamu tidak sempurna.
Gampang sakit perut.
gampang sakit kepala.
Dan temperamenmu sering tinggi.
Kamu sulit menghadapi diri sendiri.
Dan di balik keanggunan
dan keluwesanmu
kamu takut kepada dunia.

Juwitaku,
lepas dari kotak-kotak analisa cintamu
cintaku kepadamu ternyata ada.
Kamu tidak molek
tetapi cantik dan juwita.
Jelas tidak immaculata
tetapi menjadi mitos di dalam kalbuku.

Sampai di sini
aku akhiri
renungan cintaku kepadamu.
Kalau dituruti
toh tak akan ada akhirnya.
Dengan ikhlas
aku persembahkan kepadamu.
Cintaku kepadamu telah me-waktu
Syair ini juga akan mewaktu.
Yang jelas
usianya akan lebih panjang
dari usiaku
dan usiamu.

Bojong, Gede, 18 Juli 1992

Sumber: Puisi-Puisi Cinta (2015)

Analisis Puisi:
Puisi ini adalah pernyataan cinta yang dalam dan penuh pengertian dari seorang pria pada usia 57 tahun, yang merenungkan cinta dalam segala kompleksitasnya. Dalam puisi ini, W.S. Rendra menggambarkan cinta sebagai sesuatu yang abadi, melebihi batasan waktu dan ruang.

Cinta yang Abadi: Puisi ini menyoroti keabadian cinta yang melebihi batas-batas zaman dan pengalaman hidup. Meskipun usia bertambah, cinta tetap hidup dan berkembang. Rendra menyatakan bahwa cintanya kepada sang kekasih, yang ia juluki "Juwita," tidak terbatas oleh zaman atau pengalaman.

Refleksi tentang Cinta: Dalam pemikiran Rendra, cinta adalah sesuatu yang alami dan tidak terduga. Ia merenungkan cinta secara mendalam, mengeksplorasi keberadaannya dalam ruang dan waktu. Dia mencatat bahwa cinta bukanlah sesuatu yang bisa direncanakan atau diatur, tetapi sesuatu yang terjadi secara spontan.

Keunikan Kekasih: Meskipun sang kekasih tidak sempurna, Rendra melihat keunikan dan kecantikan dalam hubungan mereka. Dia menerima kekurangan dan ketakutan sang kekasih dengan penuh pengertian, dan melihatnya sebagai bagian dari pesona yang menarik hatinya.

Pengakuan Cinta yang Ikhlas: Puisi ini adalah pengakuan cinta yang tulus dan ikhlas. Rendra mengungkapkan cinta dan kesetiaannya kepada sang kekasih dengan penuh keyakinan dan penghargaan. Meskipun menyadari kompleksitas hubungan mereka, dia menerima cinta sebagai bagian integral dari kehidupannya.

Kesadaran akan Keterbatasan: Rendra juga menyadari keterbatasan dalam merumuskan cinta melalui kata-kata. Dia menyimpulkan bahwa cinta tidak bisa direduksi menjadi kata-kata atau konsep-konsep yang dapat dijelaskan secara logis. Meskipun demikian, ia berani mengungkapkan cintanya melalui puisi ini sebagai wujud penghargaan yang tulus.

Melalui puisi "Sajak Cinta Ditulis pada Usia 57," W.S. Rendra menghadirkan perenungan yang dalam tentang cinta dan hubungan manusia. Puisi ini tidak hanya menjadi ungkapan perasaan cinta yang mendalam, tetapi juga menjadi refleksi tentang keabadian dan kompleksitas hubungan antarmanusia.

Puisi W.S. Rendra
Puisi: Sajak Cinta Ditulis pada Usia 57
Karya: W.S. Rendra

Biodata W.S. Rendra:
  • W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
  • W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.