Puisi: Telah Satu (Karya W.S. Rendra)

Puisi "Telah Satu" karya W.S. Rendra mengeksplorasi tema-tema cinta, persatuan, dan ketetapan.
Telah Satu

Gelisahmu adalah gelisahku.
Berjalanlah kita bergandengan
dalam hidup yang nyata,
dan kita cintai.

Lama kita saling bertatap mata
dan makin mengerti
tak lagi bisa dipisahkan.

Engkau adalah peniti
yang telah disematkan.
Aku adalah kapal
yang telah berlabuh dan ditambatkan.

Kita berdua adalah lava
yang tak bisa lagi diuraikan.

Sumber: Gajah Mada (1958)

Analisis Puisi:
Puisi "Telah Satu" karya W.S. Rendra adalah sebuah karya yang merayakan persatuan dan keterhubungan yang tak terpisahkan antara dua individu. Dalam puisi ini, penyair mengeksplorasi tema-tema cinta, persatuan, dan ketetapan.

Gelisah yang Saling Berbagi: Puisi dimulai dengan pengakuan bahwa gelisah satu individu adalah gelisah yang dirasakan bersama. Ini menciptakan kesan kedekatan emosional dan kemampuan untuk merasakan perasaan satu sama lain.

Berjalan Bergandengan di Hidup Nyata: Penyair mengajak untuk berjalan bergandengan dalam hidup yang nyata, sebuah undangan untuk menghadapi realitas bersama dan membangun hubungan yang kuat di tengah kehidupan sehari-hari.

Lama Bertatap Mata dan Tak Bisa Dipisahkan: Puisi menyampaikan momen-momen penuh makna ketika dua individu saling bertatap mata, menunjukkan kedalaman pemahaman dan hubungan yang terjalin. Pernyataan bahwa mereka tak lagi bisa dipisahkan menciptakan citra kekekalan hubungan.

Peniti dan Kapal sebagai Simbol: Penyair menggunakan metafora peniti dan kapal untuk menggambarkan peran masing-masing individu dalam hubungan. Engkau adalah peniti yang telah disematkan, sedangkan aku adalah kapal yang telah berlabuh dan ditambatkan. Simbol ini menciptakan gambaran tentang kekuatan dan stabilitas dalam hubungan.

Lava yang Tak Bisa Diuraikan: Puisi diakhiri dengan penggambaran bahwa mereka berdua adalah lava yang tak bisa lagi diuraikan. Lava sebagai unsur alam yang menyatu dan sulit dipisahkan menciptakan citra keabadian dan kesatuan.

Puisi "Telah Satu" mengandung pesan tentang keintiman, keteguhan, dan kesatuan dalam hubungan antarindividu. W.S. Rendra menggunakan bahasa yang sederhana namun kuat, menciptakan gambaran tentang keterhubungan yang mendalam dan abadi. Puisi ini membangkitkan perasaan persatuan dan keberlanjutan dalam konteks cinta dan hubungan manusiawi.

Puisi W.S. Rendra
Puisi: Telah Satu
Karya: W.S. Rendra

Biodata W.S. Rendra:
  • W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
  • W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.