Puisi: Di Tangan Anak-Anak (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi "Di Tangan Anak-Anak" karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah karya sastra yang memadukan penggambaran tentang kekuatan, kemurnian, dan .....
Di Tangan Anak-Anak


Di tangan anak-anak, kertas menjelma perahu Sinbad
yang tak takluk pada gelombang, menjelma burung
yang jeritnya membukakan kelopak-kelopak bunga di hutan;
di mulut anak-anak, kata menjelma Kitab Suci.

"Tuan, jangan kauganggu permainanku ini."


Sumber: Horison (September, 1981)

Analisis Puisi:
Puisi "Di Tangan Anak-Anak" karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah karya sastra yang memadukan penggambaran tentang kekuatan, kemurnian, dan kreativitas anak-anak dalam menghadapi dunia dengan pesan yang lebih dalam tentang pentingnya menghormati dan memberi ruang kepada anak-anak. Puisi ini menggambarkan kontras antara dunia anak-anak yang penuh imajinasi dan keberanian dengan dunia dewasa yang mungkin kurang memahami keajaiban itu.

Tema: Puisi ini mengeksplorasi tema tentang keajaiban, kreativitas, dan ketidakberdayaan dalam menghadapi dunia dewasa. Puisi ini juga membicarakan tentang bagaimana pandangan dewasa terkadang tidak memahami atau menghormati dunia anak-anak.

Pesan Sentral: Pesan utama yang disampaikan dalam puisi ini adalah bahwa anak-anak memiliki dunia sendiri yang penuh dengan imajinasi, kreativitas, dan keberanian. Meskipun mereka mungkin tidak memiliki kekuasaan fisik atau pengetahuan seperti orang dewasa, dunia mereka memiliki makna yang mendalam dan berharga. Puisi ini juga menunjukkan pentingnya menghormati dan memberi ruang kepada anak-anak untuk berkembang.

Bahasa dan Gaya Sastra: Puisi ini menggunakan bahasa yang sederhana namun penuh makna. Penggunaan metafora dan simbolisme membantu mengilustrasikan perbandingan antara dunia anak-anak dan dunia dewasa.

Metafora dan Simbolisme:
  • Perahu Sinbad: Mewakili kemampuan anak-anak untuk menghadapi tantangan dan keberanian mereka dalam menghadapi dunia yang baru dan tak terduga.
  • Burung yang Membukakan Kelopak Bunga di Hutan: Simbol dari imajinasi anak-anak yang membawa keajaiban dan keindahan ke dunia di sekitar mereka.
  • Kitab Suci: Mewakili kekuatan dan bobot kata-kata yang diucapkan oleh anak-anak. Anak-anak seringkali mengungkapkan kebenaran tanpa penyaringan atau kepentingan tertentu.
Struktur Puisi: Puisi ini terdiri dari dua bait dengan struktur yang sederhana. Bait pertama menggambarkan dunia anak-anak yang penuh dengan imajinasi dan kreativitas, sedangkan bait kedua menyampaikan perintah yang kuat dari anak kepada orang dewasa.

Analisis Baris per Baris:
  • "Di tangan anak-anak, kertas menjelma perahu Sinbad": Menggambarkan bagaimana anak-anak mampu mengubah hal yang sederhana menjadi sesuatu yang luar biasa melalui imajinasi mereka.
  • "yang tak takluk pada gelombang, menjelma burung": Mengisyaratkan keberanian anak-anak yang tidak tergoyahkan oleh tantangan atau rintangan.
  • "yang jeritnya membukakan kelopak-kelopak bunga di hutan": Menggambarkan efek positif dari kreativitas anak-anak, yang dapat membawa keindahan dan harapan ke dunia di sekitar mereka.
  • "di mulut anak-anak, kata menjelma Kitab Suci": Menggarisbawahi kekuatan dan ketulusan ucapan anak-anak, yang dapat memiliki dampak mendalam seperti ajaran suci.
  • "'Tuan, jangan kauganggu permainanku ini.'": Kalimat penutup yang kuat, diucapkan oleh anak, menegaskan hak anak-anak untuk memiliki ruang untuk bermain dan berimajinasi.
Puisi "Di Tangan Anak-Anak" karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah penggambaran indah tentang dunia anak-anak yang penuh imajinasi, keberanian, dan kreativitas. Puisi ini mengajak pembaca untuk lebih menghargai dan menghormati dunia anak-anak serta memberikan ruang bagi mereka untuk tumbuh dan berkembang. Melalui bahasa yang sederhana namun penuh makna, puisi ini mengingatkan kita tentang keindahan dan keunikan dalam cara anak-anak melihat dan menghadapi dunia.

Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Di Tangan Anak-Anak
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.
© Sepenuhnya. All rights reserved.