Puisi: Ibu (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi "Ibu" karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah karya sastra yang mendalam dan penuh dengan lapisan makna. Puisi ini menggambarkan ....
Ibu

Ibu masih tinggal di kampung itu, ia sudah tua. Ia adalah perempuan yang menjadi korban mimpi-mimpi ayahku. Ayah sudah meninggal, ia dikuburkan di sebuah makam tua di kampung itu juga, beberapa langkah saja dari rumah kami. Dulu Ibu sering pergi sendirian ke makam, menyapu sampah, dan kadang-kadang, menebarkan beberapa kuntum bunga. "Ayahmu bukan pemimpi," katanya yakin meskipun tidak berapi-api, "ia tahu benar apa yang terjadi."

Kini di makam itu sudah berdiri sebuah sekolah, Ayah digusur ke sebuah makam agak jauh di sebelah utara kota. Kalau aku kebetulan pulang, Ibu suka mengingatkanku untuk menengok makam ayah, mengirim doa. Ibu sudah tua, tentu lebih mudah mengirim doa dari rumah saja. "Ayahmu dulu sangat sayang padamu, meskipun kau mungkin tak pernah mempercayai segala yang dikatakannya."

Dalam perjalanan kembali ke Jakarta, sambil menengok ke luar jendela pesawat udara, sering kubayangkan Ibu berada di antara mega-mega. Aku berpikir, Ibu sebenarnya lebih pantas tinggal di sana, di antara bidadari-bidadari kecil yang dengan ringan terbang dari mega ke mega - dan tidak mondar-mandir dari dapur ke tempat tidur, memberi makan dan menyusui anak-anaknya. "Sungguh, dulu ayahmu sangat sayang padamu," kata Ibu selalu, "meskipun sering dikatakannya bahwa ia tak pernah bisa memahami igauan-igauanmu."

Sumber: Ayat-Ayat Api (2000)

Analisis Puisi:
Puisi "Ibu" karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah karya sastra yang mendalam dan penuh dengan lapisan makna. Puisi ini menggambarkan gambaran seorang ibu yang tetap setia di kampung halamannya setelah suaminya meninggal, serta interaksi dan hubungan emosional antara ibu dan anaknya.

Tema Sentral: Tema utama dalam puisi ini adalah hubungan antara ibu dan anak, serta penghargaan terhadap peran dan pengorbanan seorang ibu dalam kehidupan keluarga.

Perasaan Nostalgia dan Pengorbanan Ibu: Puisi ini menggambarkan perasaan nostalgia dan pengorbanan yang dilakukan oleh ibu terhadap keluarganya. Meskipun usia telah menua, ibu tetap tinggal di kampung halamannya dan merawat makam suaminya dengan penuh kasih sayang. Tindakan ini mencerminkan pengabdian dan cinta seorang ibu yang tak pernah luntur meskipun dalam situasi sulit.

Kontras Antara Ayah dan Ibu: Puisi ini juga menunjukkan perbedaan antara karakter ayah dan ibu. Ayah digambarkan sebagai pemimpi, sementara ibu adalah sosok yang lebih realistis dan tahu benar tentang kenyataan. Meskipun begitu, kecintaan ayah pada anak tetap kuat, dan ibu tetap mengingatkan anak akan hal ini meskipun sang anak ragu.

Pengorbanan dan Pemikiran Masa Depan: Pergeseran lokasi makam ayah dari kampung ke kota, serta gambaran Ibu dalam lingkungan megapolitan, menciptakan kontras yang menunjukkan perubahan zaman dan kehidupan modern. Puisi ini juga menyiratkan pemikiran masa depan, di mana ibu akan lebih bebas dan memiliki kesempatan untuk menjalani hidup lebih leluasa seperti bidadari-bidadari kecil.

Perasaan Emosi dan Kehilangan: Puisi ini juga menggambarkan perasaan emosional yang rumit, termasuk rasa kehilangan dan kerinduan. Ibu merindukan suaminya dan mengenang masa-masa ketika ia masih hidup. Perasaan ini terasa kuat ketika Ibu mengingatkan anaknya tentang cinta ayah terhadapnya.

Puisi "Ibu" karya Sapardi Djoko Damono adalah karya sastra yang menggambarkan kompleksitas hubungan antara ibu dan anak, pengorbanan seorang ibu, serta perasaan emosional dan perubahan zaman. Melalui gambaran perjalanan hidup ibu dan pengaruh suaminya yang telah meninggal, puisi ini menyampaikan pesan tentang cinta, kehidupan, dan perasaan manusia yang mendalam.

Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Ibu
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.
© Sepenuhnya. All rights reserved.