Puisi: Kepada I Gusti Ngurah Bagus (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi "Kepada I Gusti Ngurah Bagus" karya Sapardi Djoko Damono menggambarkan tentang kehidupan dan pemikiran manusia dalam konteks keagamaan dan alam.
Kepada I Gusti Ngurah Bagus

dewa telah menciptakan butir-butir padi
dewa telah menciptakan bunga
dewa telah menciptakan gadis yang menjunjung untaian padi
    di kepala dan menyematkan bunga di telinga
dewa akan berdiri di gerbang pura pada suatu hari nanti
    dan menegur perempuan yang berjalan lewat itu
    katanya: "perempuan tua, tumpuklah padimu di
    lumbung dan hanyutkan bunga itu di sungai; biar
    kuperintahkan orang-orang itu membuat api di tanah
    lapang agar terbakar sempurna jasadmu mengabu"

1973

Sumber: Hujan Bulan Juni (1994)

Analisis Puisi:
Puisi "Kepada I Gusti Ngurah Bagus" karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan tentang kehidupan dan pemikiran manusia dalam konteks keagamaan dan alam. Puisi ini mengandung makna mendalam yang dapat dianalisis dari berbagai sudut pandang.

Makna dan Isi Puisi: Puisi ini terlihat memiliki dua lapisan makna yang dapat diinterpretasikan. Secara umum, puisi ini membahas tentang siklus kehidupan dan kematian, serta pemahaman manusia tentang peran dewa dalam penciptaan dan penghancuran. Butir-butir padi dan bunga yang diciptakan oleh dewa melambangkan kehidupan dan keindahan alam.

Namun, pada lapisan yang lebih dalam, puisi ini mengajukan pertanyaan tentang tujuan dan makna dari perbuatan dewa tersebut. Dewa memerintahkan perempuan tua untuk menyimpan padinya di lumbung dan melepaskan bunga ke sungai, lalu membakar jasadnya agar terbakar menjadi abu. Ini mungkin mencerminkan pandangan tentang ketidakabadian materi dan siklus alam yang terus berjalan.

Tema dan Interpretasi: Tema utama dalam puisi ini adalah tentang eksistensi manusia dalam alam semesta dan hubungannya dengan pencipta (dewa). Puisi ini merangsang pemikiran tentang arti kehidupan dan kematian, serta bagaimana manusia berinteraksi dengan alam dan kepercayaannya.

Pandangan tentang dewa yang menciptakan dan menghancurkan menciptakan pemahaman tentang siklus alam yang tak terelakkan. Namun, pesan yang lebih mendalam mungkin adalah untuk merenungkan peran manusia dalam menjalani hidup dan menghadapi kematian dengan bijak.

Bahasa dan Gaya Sastra: Bahasa yang digunakan dalam puisi ini sederhana, tetapi penuh dengan makna dan simbolisme. Penggunaan metafora butir-butir padi, bunga, dan perempuan tua melambangkan siklus kehidupan yang konstan dan bagaimana manusia harus memahaminya.

Gaya bahasa deskriptif dalam menjelaskan perintah dewa menciptakan gambaran yang kuat tentang tindakan tersebut, menciptakan efek emosional pada pembaca.

Puisi "Kepada I Gusti Ngurah Bagus" mengajak pembaca untuk merenungkan tentang eksistensi manusia dalam alam semesta yang lebih besar. Dalam bahasa sederhana namun maknanya dalam, puisi ini mengeksplorasi tema kehidupan, kematian, dan peran manusia dalam siklus alam. Melalui metafora dan simbolisme, puisi ini mendorong pembaca untuk mempertimbangkan makna hidup dan bagaimana manusia berinteraksi dengan alam dan kepercayaannya.

Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Kepada I Gusti Ngurah Bagus
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.
© Sepenuhnya. All rights reserved.