Analisis Puisi:
Puisi "Matinya Seorang Petani" karya Agam Wispi adalah sebuah karya yang menggambarkan penderitaan dan perjuangan petani serta konflik antara mereka dengan penguasa atau pemilik tanah.
Penyebab Kematian Petani: Bagian pertama puisi dengan tegas mengungkapkan penyebab kematian seorang petani yang tersungkur di depan kantor bupati. Petani tersebut jatuh karena pertempuran atas tanah, yang merupakan simbol perjuangan dan kehidupan bagi mereka.
Perjuangan Petani: Puisi menggambarkan bahwa di dalam kantor, barisan petani yang lapar dan marah menyuarakan protes mereka terhadap penguasa karena merasa bahwa darah mereka dihisap oleh kekuasaan yang memegang tanah. Ini menyoroti ketidakadilan dan ketidaksetaraan sosial yang dialami oleh petani.
Perasaan Sang Petani: Bagian ketiga menciptakan gambaran tentang kehidupan petani yang dipenuhi dengan pengorbanan dan keberanian. Kematian petani tidak hanya menjadi akhir dari hidupnya, tetapi juga mengingatkan pada perjuangan dan pengorbanannya. Puisi menyentuh tema tentang ingatan akan masa muda, keluarga, dan tanah air yang tercinta.
Tuntutan Keadilan: Bagian terakhir puisi mengekspresikan tuntutan akan keadilan. Petani dan rakyat menuntut agar penguasa yang merampas tanah dan merugikan mereka harus turun tahta. Mereka bersatu untuk menghadapi kekuatan yang mengancam hidup dan keberlangsungan mereka.
Simbolisme dan Imaji: Puisi ini menggunakan simbolisme yang kuat, seperti tanah, darah, dan padi, untuk menyampaikan pesan tentang perjuangan, kesengsaraan, dan kekuatan petani. Imaji tentang angin, gubuk, dan padi bunting memberikan suasana yang menggambarkan kehidupan petani yang keras dan penuh tantangan.
Puisi "Matinya Seorang Petani" karya Agam Wispi adalah sebuah puisi yang menggambarkan ketidakadilan, perjuangan, dan tuntutan akan keadilan dalam kehidupan petani. Dengan bahasa yang kuat dan imajeri yang mendalam, puisi ini menjadi sebuah panggilan untuk solidaritas dan perubahan bagi mereka yang tertindas dan diperlakukan tidak adil.
Karya: Agam Wispi