Puisi: Fragmen Sebatang Lilin (Karya Ahmadun Yosi Herfanda)

Puisi "Fragmen Sebatang Lilin" karya Ahmadun Yosi Herfanda menggambarkan ketidaktahuan, penyesalan, dan ketidaksepakatan manusia dalam menghadapi ...
Fragmen Sebatang Lilin

Terlalu cepat lilin itu
Meluluhkan diri
Cahaya padam
Sebelum malam terlewati

Kata-kata yang belum sempat diucapkan
Perahu cinta yang belum sempat dilabuhkan
Terpuruk pada detik jam
Yang belum sempat digenapkan

Terlalu cepat lilin itu
Meluluhkan diri
Cahaya padam
Sebelum rahasia tersingkapkan

Sajak-sajak yang belum selesai dituliskan
Rindu hati yang belum sampai dipuaskan
Meluruh dalam gelap
Yang belum sempat dikatupkan.

1996

Sumber: Fragmen-Fragmen Kekalahan (1996)

Analisis Puisi:

Puisi "Fragmen Sebatang Lilin" karya Ahmadun Yosi Herfanda adalah refleksi tentang kecepatan dan kerentanan dalam kehidupan manusia.

Simbolisme Lilin: Lilin dalam puisi ini menjadi simbol kerentanan dan keterbatasan manusia. Kehidupan manusia diibaratkan sebagai sebatang lilin yang cepat meluluh, menyoroti kecepatan waktu dan fragilitas eksistensi manusia.

Cahaya yang Padam: Cahaya lilin yang padam sebelum malam berakhir menggambarkan ketidaktahuan manusia akan masa depan dan ketidakpastian akan kelangsungan hidup. Ini juga mencerminkan ketidakmampuan manusia untuk mengendalikan takdir dan keputusan yang diambil oleh alam.

Kata-Kata dan Rasa yang Tidak Terungkap: Puisi menggambarkan rasa penyesalan atas kata-kata yang tidak terucap dan perasaan yang tidak terungkap. Ini mencerminkan pentingnya komunikasi yang jujur ​​dan ekspresi perasaan yang tepat dalam hubungan manusia.

Keterbatasan dan Ketidaksepakatan: Puisi ini juga menyoroti keterbatasan manusia dalam merencanakan dan mengendalikan hidupnya. Meskipun banyak hal yang direncanakan dan diimpikan, takdir seringkali berjalan dengan caranya sendiri, meninggalkan perasaan tidak puas dan rasa kehilangan.

Gelapnya Kegelapan: Puisi ini diakhiri dengan gambaran tentang sajak-sajak yang tidak selesai dan rindu yang tak terpuaskan, yang lenyap dalam gelap yang belum sempat diatasi. Ini mencerminkan ketidakpastian akan masa depan dan kehilangan yang dirasakan dalam kegelapan.

Puisi "Fragmen Sebatang Lilin" karya Ahmadun Yosi Herfanda adalah pengingat tentang kecepatan dan kerentanan kehidupan manusia. Melalui simbolisme lilin yang cepat meluluh, puisi ini menggambarkan ketidaktahuan, penyesalan, dan ketidaksepakatan manusia dalam menghadapi takdir. Ini adalah puisi yang merenungkan fragilitas dan keindahan kehidupan manusia yang singkat.

Ahmadun Yosi Herfanda
Puisi: Fragmen Sebatang Lilin
Karya: Ahmadun Yosi Herfanda

Biodata Ahmadun Yosi Herfanda:
  • Ahmadun Yosi Herfanda (kadang ditulis Ahmadun Y. Herfanda atau Ahmadun YH) adalah seorang penulis puisi, cerpen, esai, sekaligus berprofesi sebagai jurnalis dan editor berkebangsaan Indonesia yang lahir pada tanggal 17 Januari 1958.
  • Karya-karyanya pernah dimuat di berbagai media-media massa, semisal: Horison, Kompas, Media Indonesia, Republika, Bahana, dan Ulumul Qur'an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.