Puisi: Indonesia, Aku Masih Tetap Mencintaimu (Karya Ahmadun Yosi Herfanda)

Puisi "Indonesia, Aku Masih Tetap Mencintaimu" karya Ahmadun Yosi Herfanda mengungkapkan perasaan cinta yang mendalam terhadap Indonesia, namun ....
Indonesia, Aku Masih Tetap Mencintaimu

Indonesia, aku masih tetap mencintaimu
Sungguh, cintaku suci dan murni padamu
Ingin selalu kukecup keningmu
Seperti kukecup kening istriku
Tapi mengapa air matamu
Masih menetes-netes juga
Dan rintihmu pilu kurasa?

Burung-burung bernyanyi menghiburmu
Pesawat-pesawat menderu membangkitkanmu
Tapi mengapa masih juga terdengar tangismu?
Apakah kau tangisi hutan-hutan
Yang tiap hari digunduli pemegang hapeha?
Apakah kau tangisi hutang-hutang negara
Yang terus menumpuk jadi beban bangsa?
Apakah kau tangisi nasib rakyatmu
Yang makin tergencet kenaikan harga?
Atau kau sekadar merasa kecewa
Karena rupiahmu terus dilindas dolar amerika
Dan IMF, rentenir kelas dunia itu,
Terus menjerat dan mengendalikan langkahmu?

Ah, apapun yang terjadi padamu
Indonesia, aku tetap mencintaimu
Ingin selalu kucium jemari tanganmu
Seperti kucium jemari tangan ibuku
Sungguh, aku tetap mencintaimu
Karena itulah, ketika orang-orang
Ramai-ramai membeli dolar amerika
Tetap kubiarkan tabunganku dalam rupiah
Sebab sudah tak tersisa lagi saldonya!

Jakarta, 1997

Analisis Puisi:

Puisi "Indonesia, Aku Masih Tetap Mencintaimu" karya Ahmadun Yosi Herfanda mengungkapkan perasaan cinta yang mendalam terhadap Indonesia, namun juga disertai dengan keprihatinan dan kekecewaan terhadap kondisi negara. Ahmadun Yosi Herfanda dengan puitisnya mengeksplorasi perasaan bercampur aduk terhadap tanah air, menciptakan gambaran yang kompleks dan puitis.

Ekspresi Cinta Terhadap Tanah Air: Penyair dengan tegas menyatakan cintanya yang suci dan murni terhadap Indonesia. Penggunaan metafora tentang mencium kening Indonesia seperti mencium kening istri menunjukkan keintiman dan rasa sayang yang mendalam terhadap negara.

Keprihatinan Terhadap Kondisi Negara: Meskipun cinta yang tulus terhadap Indonesia, penyair tidak menutup mata terhadap kondisi negara yang sulit. Tangisan dan rintihan yang terdengar dari Indonesia mencerminkan penderitaan dan kesedihan yang dialami oleh bangsa ini, baik dari eksploitasi alam, utang negara, kenaikan harga, atau dominasi kekuatan eksternal.

Keputusan untuk Tetap Setia: Meskipun tantangan dan kesulitan yang dihadapi oleh Indonesia, penyair tetap memilih untuk tetap setia dan mencintai tanah airnya. Keputusan ini tercermin dalam keputusannya untuk mempertahankan tabungan dalam rupiah, meskipun nilai tukar dolar terus meningkat.

Narasi Personal yang Emosional: Puisi ini penuh dengan narasi personal yang mengungkapkan perasaan emosional penyair terhadap negaranya. Melalui penggunaan bahasa yang kuat dan gambaran yang intens, penyair berhasil menyampaikan kompleksitas perasaan cinta, kekecewaan, dan tekad untuk tetap setia terhadap Indonesia.

Puisi "Indonesia, Aku Masih Tetap Mencintaimu" adalah ungkapan perasaan cinta yang mendalam terhadap Indonesia, namun juga disertai dengan keprihatinan dan kekecewaan terhadap kondisi negara. Ahmadun Yosi Herfanda dengan puitisnya menggambarkan kompleksitas hubungan antara individu dan tanah airnya, menciptakan karya yang emosional dan memikat.

Ahmadun Yosi Herfanda
Puisi: Indonesia, Aku Masih Tetap Mencintaimu
Karya: Ahmadun Yosi Herfanda

Biodata Ahmadun Yosi Herfanda:
  • Ahmadun Yosi Herfanda (kadang ditulis Ahmadun Y. Herfanda atau Ahmadun YH) adalah seorang penulis puisi, cerpen, esai, sekaligus berprofesi sebagai jurnalis dan editor berkebangsaan Indonesia yang lahir pada tanggal 17 Januari 1958.
  • Karya-karyanya pernah dimuat di berbagai media-media massa, semisal: Horison, Kompas, Media Indonesia, Republika, Bahana, dan Ulumul Qur'an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.