Puisi: Kalapagenep (Karya Acep Zamzam Noor)

Puisi "Kalapagenep" karya Acep Zamzam Noor memperlihatkan perjalanan emosional tokoh dalam menghadapi rindu, keinginan, pertimbangan, dan harapan ...
Kalapagenep

Aku merindukan matamu seperti halnya pucuk sadagori
Menanti sinar matahari. Pagi sekali aku berjalan ke barat
Tanpa alas kaki menyusuri pantai, sungai dan perbukitan
Lalu berhenti di muara dan melihat kesedihan dilabuhkan

Aku mengenangkan matamu seperti halnya bunga angsana
Rindu pada udara. Menjelang petang aku beranjak ke utara
Menghirup aroma kandang pada penghujung musim hujan
Terus belok ke timur menuruni undakan-undakan sawah

Kadang aku menghindari matamu seperti halnya kelelawar
Memilih kegelapan. Aku sembunyi di bawah rimbun janitri
Sambil menggelantung pada dahan-dahannya yang tinggi

Junjungan, aku kembali ke pantai ketika malam sempurna
Di kejauhan sebuah pulau karang menjelma titik cahaya
Lalu aku meyakini titik tersebut adalah bola matamu.

2016

Sumber: Sungai-Sungai dalam Dirimu (2018)

Analisis Puisi:

Puisi "Kalapagenep" karya Acep Zamzam Noor adalah sebuah karya yang penuh dengan penggambaran alam dan perasaan keinginan yang mendalam terhadap seseorang. Melalui bahasa yang indah dan imajinatif, penyair menggambarkan perjalanan emosional tokoh dalam puisi ini, yang dipenuhi dengan rindu, keinginan, dan pertimbangan tentang hubungan dengan orang yang dicintainya.

Penggambaran Alam: Puisi ini menciptakan gambaran alam yang kaya dan indah, melalui deskripsi pantai, sungai, perbukitan, dan sawah. Penggambaran alam ini memberikan latar belakang yang kuat dan memperkuat nuansa perasaan dalam puisi. Pantulan sinar matahari, aroma musim hujan, dan kegelapan malam semuanya membawa kedalaman dan kekayaan dalam pengalaman tokoh.

Rindu dan Keinginan: Tokoh dalam puisi ini dipenuhi dengan rindu yang mendalam terhadap orang yang dicintainya, yang digambarkan dengan metafora yang kuat seperti pucuk sadagori dan bunga angsana. Dia merindukan kehadiran dan pandangan matanya dengan intensitas yang luar biasa, menciptakan gambaran tentang keinginan yang tak terlukiskan.

Pertimbangan dan Perasaan Kontradiktif: Puisi ini juga mencerminkan pertimbangan dan perasaan kontradiktif tokoh terhadap orang yang dicintainya. Di satu sisi, dia merindukan dan mengenangkan matanya seperti pucuk sadagori dan bunga angsana, tetapi di sisi lain, kadang-kadang dia mencoba untuk menghindari kehadirannya seperti halnya kelelawar yang memilih kegelapan. Ini menciptakan gambaran tentang konflik internal tokoh dan perasaan yang bergejolak dalam hubungan mereka.

Keyakinan dan Harapan: Puisi ini diakhiri dengan gambaran yang penuh harapan dan keyakinan. Tokoh melihat titik cahaya di kejauhan, yang dia yakini sebagai bola mata orang yang dicintainya. Ini menciptakan gambaran tentang keyakinan akan keberadaan dan hubungan yang kuat antara mereka, serta harapan akan pertemuan dan kebersamaan di masa depan.

Dengan demikian, puisi "Kalapagenep" adalah sebuah puisi yang memperlihatkan perjalanan emosional tokoh dalam menghadapi rindu, keinginan, pertimbangan, dan harapan dalam hubungan dengan orang yang dicintainya. Puisi ini menggugah perasaan pembaca dan menawarkan refleksi yang mendalam tentang kompleksitas dalam hubungan manusia.

Acep Zamzam Noor
Puisi: Kalapagenep
Karya: Acep Zamzam Noor

Biodata Acep Zamzam Noor:
  • Acep Zamzam Noor (Muhammad Zamzam Noor Ilyas) lahir pada tanggal 28 Februari 1960 di Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia.
  • Ia adalah salah satu sastrawan yang juga aktif melukis dan berpameran.
© Sepenuhnya. All rights reserved.