Puisi: Obsesi Malam Sepi (Karya Ahmadun Yosi Herfanda)

Puisi "Obsesi Malam Sepi" karya Ahmadun Yosi Herfanda menggambarkan kompleksitas hubungan spiritual manusia dengan Yang Maha Kuasa, serta ...
Obsesi Malam Sepi

Kauremas tulang belulangku sampai ngilu
Kau minum air laut hatiku tak jemu-jemu
gemetar darah, daging dan ruhku
memanggul beban cinta kasih-Mu.

Mestinya Kauremukkan sekalian diriku
bagai Kauremukkan Bukit Sinai
ketika Musa meminta wajah-Mu
akankah Kaubiarkan saja
detik-detik tak bermakna
mengalir mengeruhkan jiwa
dan jerit kerinduanku musnah
ditelan gelap cuaca?

Remas ulu hatiku sekalian
dengan segenap cinta
nikmat yang selama ini
paling kupercaya
(Tuhan, ampuni
keserakahanku)

1980

Sumber: Sembahyang Rumputan (1996)

Analisis Puisi:

Puisi "Obsesi Malam Sepi" karya Ahmadun Yosi Herfanda adalah karya yang memperlihatkan perenungan yang dalam tentang hubungan spiritual antara manusia dan Tuhan. Ahmadun Yosi Herfanda dengan puitisnya menggambarkan keintiman dan ketegangan dalam hubungan ini, serta pergulatan batin yang intens.

Pergulatan Rohani: Puisi ini menciptakan gambaran tentang pergulatan rohani yang dialami penyair dengan Tuhan. Dengan metafora "Kauremas tulang belulangku," penyair menyiratkan bahwa ia merasa diuji atau diinterogasi oleh Tuhan. Penggunaan gambaran fisik seperti "tulang belulang" dan "air laut hatiku" memberikan kesan intensitas dan keintiman dalam hubungan ini.

Kerinduan dan Ketakutan: Penyair mengekspresikan kerinduan yang mendalam terhadap Tuhan ("jerit kerinduanku musnah") namun juga ditandai dengan ketakutan akan ketidakmampuannya untuk memahami atau menghadapi Tuhan sepenuhnya ("detik-detik tak bermakna mengalir mengeruhkan jiwa"). Ini mencerminkan perenungan akan kompleksitas hubungan manusia dengan Yang Maha Kuasa.

Permohonan Pengampunan: Dalam kesadaran akan keterbatasannya sebagai manusia, penyair memohon pengampunan atas dosa-dosanya ("Tuhan, ampuni keserakahanku"). Permohonan ini mencerminkan rasa rendah diri dan kesadaran akan kesalahan yang dihadapi penyair dalam hubungannya dengan Tuhan.

Keheningan Malam: Atmosfer malam sepi dipakai sebagai latar belakang untuk perenungan dan introspeksi penyair. Malam menjadi metafora bagi ketidakpastian, kegelapan, dan kesendirian yang dirasakan penyair dalam hubungannya dengan Tuhan. Penggunaan "malam sepi" menciptakan suasana yang misterius dan puitis.

Puisi "Obsesi Malam Sepi" adalah penggambaran yang mendalam tentang perenungan dan pergulatan batin seorang penyair dalam hubungannya dengan Tuhan. Dengan penggunaan bahasa yang kuat dan gambaran yang puitis, Ahmadun Yosi Herfanda menggambarkan kompleksitas hubungan spiritual manusia dengan Yang Maha Kuasa, serta kerinduan, ketakutan, dan kesadaran akan keterbatasan diri dalam menghadapi-Nya.

Ahmadun Yosi Herfanda
Puisi: Obsesi Malam Sepi
Karya: Ahmadun Yosi Herfanda

Biodata Ahmadun Yosi Herfanda:
  • Ahmadun Yosi Herfanda (kadang ditulis Ahmadun Y. Herfanda atau Ahmadun YH) adalah seorang penulis puisi, cerpen, esai, sekaligus berprofesi sebagai jurnalis dan editor berkebangsaan Indonesia yang lahir pada tanggal 17 Januari 1958.
  • Karya-karyanya pernah dimuat di berbagai media-media massa, semisal: Horison, Kompas, Media Indonesia, Republika, Bahana, dan Ulumul Qur'an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.