Puisi: Potret Ulang Tahun (Karya Ahmadun Yosi Herfanda)

Puisi "Potret Ulang Tahun" karya Ahmadun Yosi Herfanda adalah penggambaran yang kompleks tentang introspeksi dan refleksi pada momen ulang tahun ...
Potret Ulang Tahun

Siapa kau tiba-tiba muncul malam ini
berbaring telanjang di ranjang
penanggalan diri
(Siapa namamu? Dari mana asalmu?
Apa kerjamu? Dimana bumi berpijak?
Akan kemana langkahmu?)
Begitu asing kau dalam pandanganku
nafasmu hilang satu-satu
larut ke dasar laut hatimu

(nyala lilin gemetar di pojok kamar
menguliti diri dalam luluh terbakar)

Kalender telah menggulung
pelayaran masa lalu
namun matamu tetap tajam dan nyalang
menyimpan dendam pada ikan-ikan
buruan yang tak tergenggam

(yang tergenggam saat ini
perlukah dilepas kembali
dihancurkan saja
atau dibiarkan tidur
di buku harian?)

Kau makin lena dalam ketegaran gelombang
namun lupa, kerut
di wajahmu makin dalam.

1980

Sumber: Sembahyang Rumputan (1996)

Analisis Puisi:

Puisi "Potret Ulang Tahun" karya Ahmadun Yosi Herfanda adalah penggambaran yang kompleks tentang introspeksi dan refleksi pada momen ulang tahun seseorang. Ahmadun Yosi Herfanda dengan cermat menghadirkan suasana misterius dan reflektif dalam puisinya, yang memungkinkan pembaca untuk memahami kedalaman perenungan sang penyair.

Pertanyaan Identitas: Puisi ini dimulai dengan serangkaian pertanyaan yang menyoroti keberadaan dan identitas sang penyair. Pertanyaan-pertanyaan ini menciptakan aura misteri seputar siapa sang penyair, dari mana asalnya, dan apa tujuannya. Ini menggambarkan perjalanan introspektif yang berlangsung dalam diri penyair di malam ulang tahunnya.

Kehadiran yang Asing: Penyair menggambarkan kehadiran yang asing dalam puisi ini, yang menciptakan rasa ketidaknyamanan dan kebingungan. Ini bisa merepresentasikan bagian dari diri penyair yang belum dikenalinya dengan baik atau mungkin aspek lain dari dirinya yang muncul secara tiba-tiba pada malam ulang tahunnya.

Simbolisme Lilin: Lilin yang gemetar di pojok kamar melambangkan keadaan emosi yang labil atau rapuh dalam diri penyair. Proses "menguliti diri dalam luluh terbakar" menunjukkan upaya penyair untuk mengeksplorasi dan memahami dirinya sendiri secara mendalam, walaupun prosesnya penuh dengan ketidakpastian dan penderitaan.

Perenungan pada Masa Lalu dan Masa Depan: Penyair merefleksikan perjalanan hidupnya melalui metafora "pelayaran masa lalu." Namun, matanya yang "tetap tajam dan nyalang" menunjukkan bahwa meskipun masa lalu telah berlalu, kenangan dan pengalaman tetap hidup dan kuat dalam ingatannya. Pertanyaan mengenai keputusan apa yang harus diambil terkait dengan "ikan-ikan buruan yang tak tergenggam" menggambarkan pertimbangan tentang bagaimana melanjutkan kehidupan di masa depan.

Penutup yang Puitis: Puisi ditutup dengan gambaran tentang penyair yang semakin lena dalam ketegaran menghadapi gelombang hidup, tetapi pada saat yang sama, "kerut di wajahnya makin dalam." Ini menggambarkan bahwa walaupun penyair semakin terbiasa dengan tantangan hidup, tanda-tanda penuaan dan pengalaman yang meresahkan juga semakin terasa.

Puisi "Potret Ulang Tahun" adalah karya yang puitis dan introspektif yang menggambarkan perjalanan jiwa dan refleksi pribadi dalam momen ulang tahun. Dengan penggunaan bahasa yang kuat dan imaji yang mendalam, Ahmadun Yosi Herfanda berhasil mengeksplorasi tema-tema keberadaan, identitas, kenangan, dan perenungan pada masa lalu dan masa depan.

Ahmadun Yosi Herfanda
Puisi: Potret Ulang Tahun
Karya: Ahmadun Yosi Herfanda

Biodata Ahmadun Yosi Herfanda:
  • Ahmadun Yosi Herfanda (kadang ditulis Ahmadun Y. Herfanda atau Ahmadun YH) adalah seorang penulis puisi, cerpen, esai, sekaligus berprofesi sebagai jurnalis dan editor berkebangsaan Indonesia yang lahir pada tanggal 17 Januari 1958.
  • Karya-karyanya pernah dimuat di berbagai media-media massa, semisal: Horison, Kompas, Media Indonesia, Republika, Bahana, dan Ulumul Qur'an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.