Duapuluhnya Duapuluh
Mentari hadirkan puisi saat embun-embun
Terbangun dari peristirahatannya di tepian daun
Cahayanya berkerdip menyilaukan sunyi
Yang sebentar lagi tertepis angin
Pada yang duapuluhnya duapuluh
Perjalanan terasa lebih singkat dari
Pendakian waktu, dan
Mimpi tak lagi sendiri sebab
Keraguannya tertampar cahaya
Duapuluh jejak bersulam
Menjadi duapuluhnya rumah,
Yang setiap satunya hadirkan kisah
Tentang kepastiannya langkah
Pada yang duapuluhnya duapuluh
Sepasang laron menceritakan riwayatnya
Pada lampu yang dijaganya.
Pondok Pena, Januari 2011
Puisi: Duapuluhnya Duapuluh
Karya: Dimas Indiana Senja