Puisi: Di Mata Nenek (Karya Nana Riskhi Susanti)

Puisi "Di Mata Nenek" karya Nana Riskhi Susanti menggambarkan bagaimana hubungan dengan nenek bisa memiliki dampak besar pada pandangan hidup dan ...
Di Mata Nenek


Kudekap boneka kusam
kupandang teduh nenekku
dan kudengar dongengnya tentang surga
di  kelambu itu kusimpan segala lagu
serupa ingatan-ingatan penuh pertikaian
di rumah;
wajah ibu dan lori-lori tua di pabrik gula
kadang pula kekosongan di tangan ayah
aku menangis keras di sudut ladang
dan kadang mengerang
aku tak pernah tahu
seperti apa rasa gula, Tuhan
apa kau tega mencuri sisa kenangan
yang tertanam di mata nenek;
jika matanya menunjuk pagi
bisa kucium harum bunga, berkejaran di kebun pandan,
menatap jalanan, pohonan, dan takjub pada langit fajar
ketika senja berubah warna
dan malam menampakkan keangkuhannya
pada mata nenek kubaca huruf-hurufmu
kukenali sejarah, kitab, doa, nabi, dan wali
sekarang, mata nenek hilang
aku tak bisa lagi membaca segala-galanya
ia tak mau bercerita
ia belum pulang sampai sekarang
bukankah kau curi
lengkap dengan kelambunya?
kuminta kau mengirimi malaikat
tapi bukan untuk meruntuhkan mimpi.


Tegal, 2008

Analisis Puisi:
Puisi "Di Mata Nenek" karya Nana Riskhi Susanti adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan hubungan antara penyair dan neneknya, serta bagaimana neneknya menjadi sumber inspirasi dan pengetahuan.

Hubungan Penyair dengan Neneknya: Puisi ini menciptakan gambaran tentang hubungan antara penyair dan neneknya. Penyair merenungkan kenangan tentang neneknya, yang tampaknya memiliki peran penting dalam hidupnya. Nenek digambarkan sebagai sumber pengetahuan dan inspirasi yang kuat, terutama dalam hal nilai-nilai, tradisi, dan pengetahuan.

Boneka dan Kenangan: Puisi ini membuka dengan gambaran tentang penyair yang merawat sebuah boneka kusam. Boneka ini mungkin merupakan simbol kenangan dan masa kecil penyair. Boneka tersebut mungkin juga mewakili hubungan penyair dengan neneknya, yang telah memberikan banyak kenangan berharga.

Dongeng dan Kenangan: Penyair merenungkan bagaimana neneknya sering kali menceritakan dongeng tentang surga. Dongeng ini mungkin memiliki makna simbolis dan menggambarkan bagaimana neneknya telah memberikan pandangan tentang dunia dan spiritualitas. Kenangan tentang dongeng ini menjadi bagian berharga dari warisan neneknya.

Kontras Antara Masa Lalu dan Sekarang: Puisi ini menggambarkan perasaan kontras antara masa lalu dan sekarang. Ketika penyair masih muda, dia merasakan kehadiran neneknya yang bijaksana dan berpengetahuan. Namun, seiring berjalannya waktu, neneknya mengalami perubahan, dan mata neneknya menjadi "hilang." Hal ini menciptakan perasaan kehilangan pengetahuan dan inspirasi yang pernah diberikan oleh nenek.

Ungkapan Kekecewaan: Dalam puisi ini, penyair merasa kecewa terhadap Tuhan karena merasa seperti kenangan dan pengetahuan yang diberikan oleh neneknya telah dicuri. Penyair merasa seperti ia tak lagi dapat "membaca segala-galanya" seperti yang pernah ia lakukan melalui mata neneknya.

Permohonan untuk Malaikat: Puisi ini berakhir dengan permohonan kepada Tuhan untuk mengirim malaikat, bukan untuk meruntuhkan mimpi, melainkan untuk membantu mengembalikan apa yang telah hilang. Ini menciptakan citra tentang keinginan penyair untuk mendapatkan kembali pengetahuan, kisah, dan nilai-nilai yang pernah ada dalam hubungannya dengan neneknya.

Bahasa dan Gaya Penulisan: Penulis menggunakan bahasa yang lugas dan deskriptif dalam puisi ini. Ia menciptakan citra yang kuat melalui kata-kata yang dipilih dengan cermat. Penggunaan simbolisme dan metafora, seperti boneka, surga, mata nenek, dan malaikat, memberikan kedalaman pada puisi ini dan memungkinkan pembaca untuk merenungkan makna yang lebih dalam.

Puisi "Di Mata Nenek" adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan bagaimana hubungan dengan nenek bisa memiliki dampak besar pada pandangan hidup dan pengetahuan seseorang. Puisi ini mengungkapkan perasaan kehilangan dan keinginan untuk menghormati dan mendalamkan warisan yang ditinggalkan oleh neneknya. Ini juga menciptakan pertanyaan tentang spiritualitas, hubungan dengan masa lalu, dan perasaan kecewa terhadap perubahan.

Puisi Nana Riskhi Susanti
Puisi: Di Mata Nenek
Karya: Nana Riskhi Susanti
© Sepenuhnya. All rights reserved.